BIOFRONT: Bioscience Fair of Profession and Environment
Oleh Muhammad Fikri
Editor Muhammad Fikri
BANDUNG, itb.ac.id - Pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi di dunia mendorong lahirnya banyak kreasi serta inovasi di bidang bioteknologi dan hayati. Hal tersebutlah yang mendorong Himpunan Mahasiswa Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (HIMASITH "Nymphaea") untuk menyelenggarakan BIOFRONT pada Jumat (11/02/11) di kampus ITB.
Expo yang bertempat di lapangan Campus Centre Timur menghadirkan berbagai karya mahasiswa dan dosen SITH (Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati) ITB. Hadir pula berbagai stand dari mulai non-governmental organization (NGO) yang bergerak di bidang pelestarian alam seperti Greenpeace hingga stand himpunan-himpunan mahasiswa di ITB.
Di salah satu stand yang diisi oleh mahasiswa SITH ditampilkan hasil kuliah lapangan berupa serangga dan hewan yang diawetkan. Dipaparkan pula cara mengembangkan jamur merang yang populer dibudidayakan secara tradisional.
Adapun karya dosen SITH yang menarik perhatian pengunjung yaitu model kotak pengembang alga di dalam bagasi mobil. "Gas karbondioksida yang dihasilkan dari sisa pembakaran di mesin digunakan untuk mengembangkan alga, " ujar salah seorang mahasiswa.
Terdapat pula maket industri pembuatan biogas yang dapat diaplikasikan di daerah perternakan. Sisa kotoran hewan ternak dapat diproses untuk dijadikan biogas yang dapat digunakan untuk keperluan memasak di rumah penduduk.
Pengunjung expo juga dapat mencoba untuk melihat secara langsung sampel bakteri dengan mikroskop. Hal menarik lain adalah yoghurt buatan mahasiswa SITH yang dapat dicicipi langsung oleh pengunjung.
Selain pameran karya, diadakan juga pelatihan pembuatan tempe gembus pada Jumat (11/2/2011) di ruang baca CC Barat. Dengan tema "Aplikasi Bioteknologi Sederhana yang Menguntungkan", workshop ini terbuka bagi mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin belajar membuat tempe gembus. Tempe gembus adalah makanan yang terbuat dari ampas sisa pembuatan tahu. Makanan yang dibuat dengan proses bioteknologi ini populer di daerah Lombok dan Bali.
BIOFRONT diselenggarakan sejak bulan November 2010. Rangkaian acara yang bertema "Bioscience Fair of Profession and Environment" ini terdiri dari SITH expo, workshop, lomba bersepeda bertajuk lingkungan, dan Panggung NYMPHAEA yang merupakan acara penutup dari rangkaian acara BIOFRONT.
Di salah satu stand yang diisi oleh mahasiswa SITH ditampilkan hasil kuliah lapangan berupa serangga dan hewan yang diawetkan. Dipaparkan pula cara mengembangkan jamur merang yang populer dibudidayakan secara tradisional.
Adapun karya dosen SITH yang menarik perhatian pengunjung yaitu model kotak pengembang alga di dalam bagasi mobil. "Gas karbondioksida yang dihasilkan dari sisa pembakaran di mesin digunakan untuk mengembangkan alga, " ujar salah seorang mahasiswa.
Terdapat pula maket industri pembuatan biogas yang dapat diaplikasikan di daerah perternakan. Sisa kotoran hewan ternak dapat diproses untuk dijadikan biogas yang dapat digunakan untuk keperluan memasak di rumah penduduk.
Pengunjung expo juga dapat mencoba untuk melihat secara langsung sampel bakteri dengan mikroskop. Hal menarik lain adalah yoghurt buatan mahasiswa SITH yang dapat dicicipi langsung oleh pengunjung.
Selain pameran karya, diadakan juga pelatihan pembuatan tempe gembus pada Jumat (11/2/2011) di ruang baca CC Barat. Dengan tema "Aplikasi Bioteknologi Sederhana yang Menguntungkan", workshop ini terbuka bagi mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin belajar membuat tempe gembus. Tempe gembus adalah makanan yang terbuat dari ampas sisa pembuatan tahu. Makanan yang dibuat dengan proses bioteknologi ini populer di daerah Lombok dan Bali.
BIOFRONT diselenggarakan sejak bulan November 2010. Rangkaian acara yang bertema "Bioscience Fair of Profession and Environment" ini terdiri dari SITH expo, workshop, lomba bersepeda bertajuk lingkungan, dan Panggung NYMPHAEA yang merupakan acara penutup dari rangkaian acara BIOFRONT.