BIUS ITB, Jaminan Akses Mahasiswa Kurang Mampu terhadap Pendidikan

Oleh Neli Syahida

Editor Neli Syahida

Bandung, itb.ac.id - Dilatarbelakangi oleh keprihatinan akan akses pendidikan di Perguruan Tinggi yang terbatas untuk mahasiswa kurang mampu, pada tahun 2009 BIUS (Beasiswa ITB untuk Semua) didirikan. BIUS mengajak semua mahasiswa berprestrasi yang kurang mampu untuk dapat kuliah di ITB secara gratis. Pada awal dibentuk, yaitu tahun 2009, kampanye secara besar-besaran disebarkan lewat internet dan media sosial. Kampanye ini bertujuan agar siswa SMA di seluruh wilayah di Indonesia mengetahui bahwa ada kesempatan untuk kuliah tanpa biaya di ITB.

Hasilnya, pada tahun tersebut BIUS menerima 3170 aplikasi pendaftaran. Setelah diseleksi oleh panitia, maka 400 di antaranya dinyatakan lolos. Siswa SMA yang lolos ini dipanggil untuk mengikuti ujian masuk ITB di Bandung, dengan semua biaya transportasi dan akomodasi ditanggung oleh panitia. Calon mahasiswa hanya harus menyiapkan fisik dan mentalnya untuk mengikuti ujian masuk. Bahkan, setelah ujian selesai, calon penerima BIUS diajak jalan-jalan menikmati keindahan Kota Bandung. Dari hasil ujian masuk ITB, 40 orang dinyatakan lolos dan resmi menjadi mahasiswa ITB sekaligus penerima BIUS.

BIUS menanggung semua biaya mahasiswa, mulai dari uang kuliah, biaya hidup, serta keperluan lain. Diperkirakan biaya yang dibutuhkan bagi seorang mahasiswa ITB untuk kuliah hingga lulus selama 4 tahun di ITB adalah 110 juta rupiah. Selain dipenuhinya kebutuhan finansial, para penerima BIUS juga mendapatkan bimbingan khusus sebagai bekal untuk kehidupannya kelak, baik selama menjadi mahasiswa maupun setelah lulus nanti. Mereka mendapatkan pelatihan soft skill, seperti diajak untuk bertemu dengan orang-orang hebat, wakil presiden, gubernur, entrepreneur, serta para alumni ITB yang inspiratif. Selain itu, mereka juga mendapatkan pelatihan kepemimpinan dari Betti Alisjahbana, penguatan Bahasa Inggris, didorong untuk aktif di kegiatan kemahasiswaan, serta diberi kesempatan untuk magang di perusahaan-perusahaan.

Hasilnya, penerima BIUS tidak hanya memiliki nilai akademik yang tinggi, namun juga aktif di kemahasiswaan ITB. Bahkan pada Bulan Juli lalu, 13 orang angkatan pertama BIUS lulus dengan prestasi memuaskan, yaitu dengan Indeks Prestasi Kumulatif di atas 3.00. Sedangkan pada Bulan Oktober nanti, 21-24 penerima BIUS yang lain akan menyusul.
 
Hingga tahun ini, BIUS masih aktif memberikan beasiswa bagi seluruh mahasiswa ITB yang berprestasi dan kurang mampu. Pada tahun 2010, BIUS menerima 61 orang, sedangkan tahun 2011 BIUS menerima 100 orang. Pada tahun 2011, BIUS terintegrasi dengan Beasiswa Bidik Misi yang mulai diberlakukan oleh pemerintah. Karena terintegrasi, maka BIUS hanya menganggarkan 40 juta rupiah per anak hingga lulus, sementara sisanya telah tercover oleh Bidik Misi. Pada tahun 2013, ITB menerima mahasiswa Bidik Misi sebanyak 800 orang, atau sekitar 22% dari total mahasiswa yang diterima. Hal ini sesuai dengan amanat UU No. 12 tahun 2012 yang mewajibkan Perguruan Tinggi Negeri untuk mencari dan menjaring calon mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang mampu secara ekonomi dan calon mahasiswa dari daerah terdepan, terluar dan tertinggal untuk diterima paling sedikit 20%.

BIUS dapat terus berlanjut dengan bantuan dari pada donatur. Donatur utama untuk BIUS, di antaranya Medco Group, Yani Panigoro, PT Persada Capival Investama, PT Daya Adicipta Mustika, PT KAI, Benny Subianto, Pertamina, Adaro, Teddy Rahmat, Bank Mandiri, Chefron, Adira Finance, Newmont, Haminanto, Muhammad Basyah, Iman Taufik, Santi Pusposucipto, Betti Alisjahbana, Santi Retnoningsih, Chandra Jinata, dan  lain-lain. Selain itu, beberapa kelompok alumni ITB ikut serta mendonasikan bantuannya untuk keberlangsungan BIUS, yaitu IA-ITB Perth, SC Barat, IA-ITB Qatar, IA ITB Kalimantan Timur, LFM ITB, Teknik Lingkungan angkatan 1995, Paguyuban angkatan 1989, dana kolektif kuya 2000, Planologi Angkatan 1996. Donatur perorangan dari para alumni lainnya juga ikut menyumbangkan dananya sebagai wujud kepedulian mereka akan dunia pendidikan.

Betti Alisjahbana, yang memegang peran penting dalam suksesnya program BIUS ini berpesan kepada calon-calon mahasiswa di seluruh Indonesia. "Jangan khawatir untuk mendaftar di ITB. Ada banyak peluang untuk mendapatkan beasiswa di ITB. Selain itu, besarnya UKT juga disesuaikan dengan kemampuan keluarga. Di mana ada kemauan, di situ ada jalan," pesan Betti.