BPF 2013: Ciptakan Kedekatan Manusia dengan Ruang Publik
Oleh Nida Nurul Huda
Editor Nida Nurul Huda
BANDUNG, itb.ac.id - Komunitas Mahasiswa Desain Produk (INDDES ITB) menggelar pameran Bandung Public Furniture (BPF) 2013. Pameran yang bertempat di Monumen Perjuangan Bandung dilaksanakan pada Jumat-Sabtu (10-11/05/13).
Ruang publik (public space) adalah ruang sosial yang umumnya terbuka dan dapat diakses oleh masyarakat, misalnya jalan, alaun-alun, taman, pantai, gedung pemerintahan yang terbuka untuk umum, dan perpustakaan umum. Sedangkan public furniture adalah elemen parsial yang mengisi ruang publik secara temporer, yang dapat merespon atau direspon oleh pengguna ruang publik.
BPF 2013 merupakan sebuah acara pameran public furniture yang menampilkan karya-karya terbaik ITB, ITENAS, ISI Yogya, dan desainer-desainer profesional. Pameran outdoor tersebut bertemakan "Relationship" dengan artian menciptakan hubungan antara masyarakat, ruang publik, serta aktivitas didalamnya, khususnya masyarakat Bandung. "Pameran ini sengaja dibuat outdoor dan ditaruh di ruang publik, kami ingin menguji apakah karya-karya ini berhasil merespon dan direspon pengunjung," ujar Dian Asih Lestari (Desain Produk 2009).
Terdapat beberapa karya yang dipamerkan, tempat duduk yang unik dan kreatif lebih banyak mendominasi. Mengingat tempat duduk adalah sarana yang paling dicari di ruang publik. Rembungan salah satunya, tempat duduk bundar untuk empat orang dengan desain yang berpusat kedalam atau istilahnya sociopetal. Desain tersebut memebuat setiap orang saling duduk berhadapan dan mau tidak mau akan terjadi interaksi. Interaksi inilah yang menjadi tujuan pembuatan karya tersebut. Adalagi Kubooks, sebuah tempat buku berbentuk kubus terbuka dengan tempat penyimpana buku dan ruang duduk sebagai tempat baca. Kubooks cocok ditempatkan di pepustakaan atau taman terbuka.
BPF 2013 juga dimeriahkan oleh Komunitas Alun-Ulin Bandung, skateboarder, long boarder, Tape Art Andi Rharharha, dan live music. Komunitas-komunitas tersebut biasa mengisi ruang publik. BPF 2013 sebelumnya juga mengadakan seminar "Membangun Eksistensi Perkotaan" dan penyeleksian karya-karya yang akan dipamerkan.
"Tak dapat dipungkiri, ruang publik memiliki potensi yang ideal dalam memancing berbagai kegiatan masyarakat. Terlebih kota-kota besar yang sarat akan berbagai aktivitas, ruang publik dan elemen di dalamnya bisa menjadi solusi untuk mengembangkan kreativitas," ujar Dian.