Buat Alat Peredam Gelombang, Mahasiswa Teknik Kelautan ITB Raih Juara 1 Desain Floating Breakwater Tingkat Nasional

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana



BANDUNG, itb.ac.id – Tim Mahasiswa Institut Teknologi Bandung kembali mengukir prestasi pada kompetisi tingkat nasional Desain Floating Breakwater "Dedikasi 2018" yang diselenggarakan oleh Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Pada kompetisi yang diselenggarakan tanggal 25-29 November 2018 ini tim ITB sukses meraih juara 1.

Tim yang dinamai ANKARA KADABRA ini diketuai oleh Faisal Akbar (Teknik Kelautan, 2015) dengan anggota Chesar Krisna Bayu Dewantara (Teknik Kelautan, 2015) dan Muhammad Rais Syam (Teknik Kelautan, 2015). Pada kompetisi ini mereka mendesain struktur floating breakwater yang berfungsi untuk meredam energi (secara mengapung) gelombang laut sehingga melindungi lingkungan pantai di belakangnya dari abrasi.

Diketahui bahwa membuat desain breakwater merupakan salah satu hal yang dipelajari oleh mahasiswa strata satu Teknik Kelautan ITB. Sehingga, saat adanya kompetisi ini Faisal dan timnya langsung tergerak untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka miliki dalam mendesain Floating Breakwater. Sebelum dinyatakan menang dalam kompetisi ini, pada awalnya mereka mengikuti tahap awal yakni seleksi proposal. Kemudian, dari tahap awal tersebut akhirnya mereka terpilih menjadi bagian sepuluh finalis yang akan melakukan presentasi di Universitas Hasanuddin, Makassar menyingkirkan berbagai tim mahasiswa lainnya dari seluruh Indonesia.

Tim ANKARA KADABRA ini, selain melakukan presentasi juga memamerkan model uji dari desain yang mereka buat untuk kemudian dilakukan pengujian di Laboratorium Universitas Hasanuddin. Karya yang mereka berikan diberi judul “Inovasi Slitted Floating Breakwater Tipe Trapezoidal Menggunakan EPS Berbasis Ramah Lingkungan.”

“Pada umumnya Floating Breakwater berbentuk kotak, namun kami mencoba memberikan inovasi dengan bentuk trapezoidal yang slitted yakni berlubang-lubang pada bidang yang terkena gelombangnya. Keunggulannya desain ini bersifat ramah lingkungan karena menggunakan EPS (Expanded Polystyrene),” ungkap Rais salah satu anggota tim.

Selanjutnya, Rais menceritakan bahwa saat pengujian berlangsung pun karya yang dimilikinya menunjukkan performa yang sangat baik. Dapat dilihat secara jelas saat uji coba diberikan sebuah gelombang air terhadap prototype yang mereka buat kemudian pada sisi lain di belakangnya air tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan gelombang yang datang. “Memang struktur kami ini sangat efektif meredam gelombang karena memiliki koefisien transmisi yang sudah diatur sedemikian rupa serta bentukan floating breakwater yang baru pula,” lanjut Rais.

Walaupun sempat terkendala dengan waktu pengerjaan prototype yang sangat singkat serta belum dilakukannya uji tersendiri sebelum melakukan uji coba tahap final, tim ini pun akhirnya dapat meraih gelar juara tersebut.

Reporter: Irfan Ibrahim