Budi Rahardjo, Technopreneur Inspiratif Berjiwa Rocker

Oleh Vera Citra Utami

Editor Vera Citra Utami

*Budi Rahardjo memberikan kuliah umum di Aula Barat ITB, (30/1/2019)


BANDUNG, itb.ac.id -- Menjadi seorang entrepreneur bukanlah hal yang mudah, namun bukan berarti sulit untuk dilakukan. Terlebih di era industri 4.0 ini, banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi, sehingga seseorang harus mampu mengikuti perkembangan teknologi dan mengetahui apa yang dibutuhkan masyarakat pada era digital. 

Pada Studium Generale KU-4078 Rabu (31/1/2019), Institut Teknologi Bandung mengundang Ir. Budi Rahardjo, M.Sc., Ph.D., sebagai pembicara. Budi Rahardjo bukan hanya seorang entrepreneur. Selain mengajar di STEI dan SBM ITB, ia juga seorang ahli IT, penulis, peneliti, pembicara, konsultan information security, blogger, dan musisi. 

Keahliannya di bidang IT, ditambah dengan kemampuan berwirausahanya, membuat Budi menjadi seorang technopreneur, yaitu seseorang yang menjalankan usaha di bidang teknologi. Pada kuliah umum kali ini, Budi berbagi pengalaman dalam membangun perusahaannya kepada 700 mahasiswa ITB di Aula Barat.


* Sandro Mihradi (Ketua LK), Budi Rahardjo, Luqman (putra Budi), dan M. Amin Sulthoni (moderator)

Budi termasuk seseorang yang bukan sekali-dua kali mendirikan banyak perusahaan. Sebut saja PT Riset Kecerdasan Buatan, Digital Beat Store, ID-CERT, dan PT. Insan Infonesia, tetapi juga seorang investor di perusahaan-perusahaan start-up. Dari sekian perusahaan yang Budi buat/investasikan, hanya sedikit yang sukses. Penyebab kegagalannya tersebut biasanya karena kekurangan SDM, atau memiliki ide yang terlalu cepat 10 tahun sehingga belum memiliki pasar.

Tapi kegagalan-kegagalan tersebut tidak membuat Budi kapok dalam berwirausaha. Penyuka genre musik rock itu tetap menciptakan barang, mencari investor, dan mencoba memasarkannya. Alasan kuat ia tetap bertahan, itu karena Budi memiliki prinsip It’s not about the money. “Saya ingin ada sesuatu yang saya kontribusikan, sesuatu yang saya buat, yang berguna untuk memecahkan masalah. I want to make a dent in this universe,” ujarnya dengan penuh semangat.

Budi juga memberikan tips-tips ampuh kepada para mahasiswa yang ingin menjadi seorang entrepreneur. Pertama, jika belum tahu ingin menciptakan apa, menjual apa, mulailah dari pemikiran ‘masalah apa yang harus saya pecahkan?’. Kedua, ajaklah rekan-rekan yang memiliki visi yang sama. Karena jika berbeda visi, perusahaan tidak akan berjalan lurus. Ketiga, harus menganalisis kebutuhan pasar. Terakhir, berusaha dan pantang menyerah. “Yang namanya gagal itu pasti ada,” katanya menghibur mahasiswa. 

“Gagal itu boleh, dimaafkan. Yang tidak boleh adalah berbuat curang,” ujarnya. Di penghujung acara, ia tampil menghimbur peserta Studium Generale dengan menyanyikan lagu ‘We Are the Champion’ ciptaan Queen, sambil diiringi musik gitar dari putranya.


* Budi Raharjo saat menyanyikan lagu Queen di akhir kuliah umum

Studium kali ini dibuka terlebih dulu oleh Ketua Lembaga Kemahasiswaan ITB Dr. Eng. Sandro Mihradi. Dalam sambutannya ia berkata bahwa berdasarkan tracer study yang telah dilakukan ITB beberapa tahun terakhir ini, 7% dari lulusan ITB memilih untuk berwirausaha. Namun di tahun ketiga setelah mereka lulus, angkanya turun menjadi 5%. 

“Sebagian berkata bahwa wirausaha mereka memang bersifat sementara; ada juga yang usahanya bangkrut lalu lebih memilih menjadi karyawan biasa saja,” katanya. Sandro harap, para mahasiswa ITB bisa mendapatkan banyak inspirasi untuk menjadi seorang entrepreneur yang pantang menyerah seperti Budi Rahardjo.