Buka Mata Masyarakat Tentang Perkembangan Kota di Seminar 'Mereka Bicara Kota'

Oleh Amelia Rahma Faustina

Editor Amelia Rahma Faustina

BANDUNG, itb.ac.id - Seminar tentang kota bertajuk "Mereka Bicara Kota" yang diadakan oleh Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma (IMA-G) ITB dalam rangkaian acara Gaung Bandung membuka mata masyarakat mengenai perkembangan kota di Indonesia dan Asia Tenggara pada Sabtu (24/09/11) bertempat di studio Blitz Megaplex Paris Van Java, Bandung. Pembicara yang hadir pada kesempatan tersebut adalah tokoh-tokoh yang telah malang melintang berperan dalam pengembangan kota, diantaranya: Sibarani Sofian (direktur urban design AECOM South East Asia), Yu Sing (Indonesian Young Architect), Ir. Tri Rismaharini, M. Si (Walikota Surabaya),  Nunun Yanuati (Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Bandung), serta Hiramsyah S. Thaib (CEO PT. Bakrieland Development).

Dimoderatori oleh Ramalis Subandi (AR 77), seminar dibuka dengan paparan dari Sibarani Sofyan (AR 93) yang saat ini lebih banyak berkecimpung dalam perancangan kota di Asia Tenggara. "Isu kota tidak bisa dilihat dari segi desain saja. Desain, perencanaan, energi, pemerintahan,dan lingkungan  berkolaborasi sangat kuat untuk bisa mencapai suatu kekuatan dalam kota," ujarnya. Berbagai jenis bidang harus saling bersinggungan dan mengevaluasi untuk mencapai keberhasilan kota yang dilihat dari segi komprehensif. Menurutnya saat ini di Asia dan Timur Tengah lah tempat pertumbuhan terjadi selama sepuluh tahun terakhir ini karena perkembangannya yang begitu pesat.

Indonesia Tak Kalah Saing

Pemaparan tentang kota pun masuk ke ranah Indonesia. Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, banyak membuka wawasan peserta seminar mengenai pengembangan taman kota. Lulusan arsitektur Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) tersebut dalam beberapa tahun terakhir menggalakkan aksi pembebasan lahan untuk dijadikan taman kota hingga sampai saat ini kota pahlawan tersebut berhasil memiliki 38% ruang terbuka.

Jumlah taman yang banyak tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat 24 jam penuh. Masyarakat yang telah merasakan manfaat taman kota pun menjadi perhatian terhadap lingkungan sehingga tercipta gerakan-gerakan merdeka dari sampah dan urban farming yang diinisiasi oleh penduduk kampung-kampung. Bandung sebagai kota yang setara dengan Surabaya dari sisi jumlah penduduk maupun kedudukan kota pun sedang berusaha menambah jumlah ruang terbuka hingga 20 % pada tahun ini, menurut penuturan Nunun Yanuati (AR 83).

Sesi kedua seminar yang dihadiri mahasiswa dan praktisi kota dari berbagai bidang keilmuan tersebut dibuka dengan penjelasan dari Hiramsyah (AR 81) yang telah banyak berkecimpung di bidang properti mengembangkan kawasan superblok. Pengembangan kawasan superblock di kota Jakarta diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang saat ini dialami masyarakat seperti kemacetan dan keterbatasan lahan. Salah satu solusi yang ditawarkan ialah dalam superblock terdapat tempat tinggal, kerja, sekaligus rekreasi sehingga masyarakat tidak perlu menghabiskan waktu berjam-jam di jalan untuk menempuh jarak rumah-kantor.

Selanjutnya, Yu Sing (AR 94) yang saat ini banyak berpraktik mengembangkan rumah murah menjelaskan tentang proyek-proyek pengembangan kampung secara terintegrasi yang telah dan tengah ia lakukan. Tak hanya mengembangkan infrastuktur kampung yang terjangkau, proyek Yu Sing juga melibatkan strategi untuk mengangkat potensi ekonomi dan masyarakatnya.