Tim Marex ITB Sabet Juara Pertama Oil Rig Design Competition dalam Gelaran Petroweek 2016
Oleh Anin Ayu Mahmudah
Editor Anin Ayu Mahmudah
Oil rig design competition merupakan salah satu ajang bergengsi yang diminati oleh banyak mahasiswa. Kegiatan perlombaan ini dibuka dengan pembuatan proposal oleh masing-masing tim, setelah proposal diterima kemudian dilanjutkan dengan pembuatan maket. Puluhan tim dari berbagai universitas di Indonesia dan Malaysia diseleksi ke dalam 10 tim terbaik yang akan melanjutkan kompetisi ke babak berikutnya yaitu pembuatan maket dan diskusi.
Melalui eksistensinya dalam berkompetisi, tim ini telah membuktikan kemampuannnya dimulai dari juara 2 dalam Oil Expo 2016 dan pada Petroweek 2016 kali ini kelimanya berhasil pulang menggondol juara pertama. Penilaian dalam lomba ini dapat dibilang cukup rumit dan melibatkan berbagai sudut pandang keilmuan. Pada perlombaan oil rig design kali ini, Tim Marex membuat desain rig semisubmersible dengan pembebanan maksimum sebesar 50 kilogram di darat dan 12,5 kilogram di air.
Poin-poin Pengusung Kemenangan
Menurut mereka, ada beberapa poin penting dalam mencapai kemenangan di perhelatan kompetisi kali ini. Pertama, detail rig model yang lengkap dan fasilitas yang dimasukkan ke dalam model tidaklah asal, melainkan sesuai dengan keadaan sebenarnya. Semakin detail desain yang dibuat maka penilaian akan semakin bagus. Bukan hanya inovasi, tapi juga realistis implementasinya pada kondisi nyata sekaligus bernilai ekonomis.
Kedua, kemampuan marketing ketika presentasi di hadapan dewan juri. Bagaimana setiap tim bisa meyakinkan dewan juri baha desainnya lah yang terbaik, interaktif saat presentasi berlangsung, dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan presentasi dengan baik dan benar, serta secara grafis presentasi yang disampaikan juga menarik.
Ketiga, komposisi anggota tim yang beragam bidang studinya. Misalnya power system oleh bidang studi teknik mesin, sruktur rig oleh bidang studi teknik kelautan, dan drilling operation oleh bidang studi teknik perminyakan. Menurut mereka, peran esensial dari tiap tim itulah yang menyumbang poin besar karena disini solidaritas tim sangat dibutuhkan.
Terakhir, kerja keras dan terus berusaha sebaik mungkin. Dari segi inovasi, tim ini mengembangkan wind turbin pada rig dengan mengambil studi kasus di Gulf of Mexico, dengan wind speed yang tinggi maka akan memungkinkan untuk dibuat wind turbine bagi power system yang biasanya masih menggunakan tenaga diesel dimana tidak ramah lingkungan.
Tantangan Menghadapi Jalannya Kompetisi
Kelimanya berpendapat bahwa yang jadi tantangan dalam kompetisi kali ini adalah juri-juri yang sangat berpengalaman sehingga mereka harus pintar-pintar menjustifikasikan dan meyakinkan jawaban ketika dewan juri mengajukan pertanyaan. Selain itu, team management ketika presentasi. Dengan waktu presentasi yang terbilang singkat yaitu 10 menit, setiap tim harus mampu menyampaikan semua materi dengan baik dan etika ketika presentasi juga dituntut untuk lebih profesional.
Nama "Marex" yang dipilih oleh tim ini juga memiliki arti tersendiri. Marex berasal dari bahasa latin, "mare" itu berarti laut, "rex" itu artinya raja. Sehingga Marex bermakna King of The Sea atau Rajanya Lautan. Ditanyai tentang bagaimana memperoleh materi untuk menunjang kemampuan mereka dalam perlombaan ini, mereka mengaku bahwa sebagian besar materi justru tidak mereka dapat dari kuliah melainkan belajar di luar kelas baik konsultasi dengan dosen maupun dengan Tim Ladybug, salah satu tim oil rig design yang sebelumnya telah banyak memenangkan perlombaan.
"Mohon doanya, tim kami akan ada dua project lain dalam 2 bulan ke depan. Semoga dapat kembali mengharumkan nama almamater kita," ungkap Kevin, Resha, Mirsa, Tania dan Samuel. Di akhir sesi wawancara, Kevin memberikan beberapa pesan untuk disampaikan kepada khalayak mahasiswa ITB, "Jangan takut mencoba, manfaatkan kesempatan yang ada dan kerja keras serta sungguh-sungguh saat melakukannya. Karena jalan selalu ada."