Cerita Prof. Khairurrijal Mengembangkan Inovasi Sintesis Nanomaterial di Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Peningkatan kreativitas dan inovasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi menjadi poin penting dalam meningkatkan daya saing bangsa. Hal ini disampaikan Prof. Dr. Eng. Khairurrijal, M.Si dalam Kuliah Umum Studium Generale KU 4078 di Aula Barat Kampus ITB Ganesha, pada Rabu (23/10/2019).
Topik yang disampaikan dalam kuliah umum tersebut yakni mengenai “Sistem Sintesis Nanomaterial Berbasis Electrospinning dan Sistem Karakterisasi Nanomaterial dan Produk Berbasis Nanomaterial tersebut untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa”. Dalam paparannya, Khairurrijal menceritakan awal mula lahirnya inovasi yang diciptakannya, karya yang telah ia hasilkan, serta suka duka yang ia hadapi dalam berkarya.
“Keadaan ekonomi, kemampuan dan keterampilan SDM hendaknya tidak menjadi hambatan bagi kita dalam berinovasi,” jelas Prof. Khairurrujal.
Ia juga menerangkan mengenai pentingnya membangun niat dan menjaga komitmen pada diri sendiri. Menurutnya, membangun niat adalah pondasi utama dalam berkarya dan mengembangkan inovasi. Komitmen juga harus dipertahankan, karena terkadang proses yang terjadi tak selalu mulus seperti yang telah direncanakan. Dengan berkomitmen, tentu akan memotivasi untuk bangkit kembali dan pantang menyerah dalam setiap keadaan.
“Saat percobaan pertama, saya mengalami kegagalan sampai 14 kali. Tapi, jika saya menyerah dan tidak mencoba lagi, saya tidak akan tahu bahwa percobaan ke-15 saya adalah suatu keberhasilan,” ceritanya di hadapan ratusan mahasiswa ITB.
Menggabungkan ketertarikannya di bidang material dan instrumentasi, Prof. Dr. Eng. Khairurrijal, telah menghasilkan beberapa karya besar, di antaranya yaitu I-V meter Elkahfi 100 dan I-V meter Nachriebe 101 untuk karakterisasi sifat listrik material dan devais, serta peralatan penghasil nanoserat, nanopartikel polimer dan komposit polimer, yakni electrospinning dengan nozzle, nozzleless electrospinning, dan rotary forcespinning. Peralatan ini berfungsi untuk filter air dan filter jus, filter udara, media tanam non tanah, penutup luka, dan sistem penghantar obat.
Aktif melakukan riset sejak 2001, Khairurrijal dan tim akhirnya membangun Nachriebe, sebuah start up company yang bekerja di bidang fisika material instrumentasi. Ia terus berkarya dan mengembangkan inovasi dalam bidang ini. Berkat karya dan publikasi yang telah disusunnya, ia dianugerahi beragam penghargaan, antara lain Dosen Berprestasi Nasional dari Kemendiknas (2011), Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya dari Presiden RI (2014), Habibie Award Bidang Ilmu Dasar dari Yayasan SDM IPTEK (2017), dan Academic Leader Award Bidang Sains dari Kemenristekdikti (2019).
Prof. Dr. Eng. Khairurrijal saat ini menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM ITB). Ia juga merupakan dosen aktif di Program Studi Fisika, dan tergabung dalam Kelompok Keahlian Fisika Material Elektronik. Mengakhiri materi yang disampaikan, ia berpesan kepada mahasiswa, “Yang penting adalah kepercayaan pada diri sendiri, selama kita percaya diri, jangan beri ruang untuk rasa minder dan pesimis, maka pasti ada jalan sehingga masalah bisa diatasi,” pesannya.
Reporter: Annisa Nur Diana (Teknik Lingkungan 2015)