Ciptakan Skema Infrastruktur Penyebrangan Inklusif, Tim Simpang ABanCeuy Raih Social Impact Award pada Ideathon 2023
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id – Tiga lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Tim Simpang ABanCeuy memenangkan penghargaan untuk kategori Social Impact Award pada kegiatan Ideathon-Architecture Without Walls (AWW) 2023.
Dengan tema “(Un)usual Archetype: Adaptability for Inclusive Space”, Ideathon 2023 mengundang peserta berkolaborasi menghasilkan ide yang dapat mengatasi permasalahan aktual di ruang-ruang publik secara inklusif.
Tim Simpang ABanCeuy terdiri atas Ade Suci Rahmadona (Sarjana Arsitektur ITB), Yuni Ariefah (Sarjana Arsitektur ITB), Tegar Wahyu Akbar (Magister Arsitektur Desain ITB), Hamzah Al Asadulloh (Master of Arts Royal College of Art), dan Muhammad Riz'qi Januar (Sarjana Teknik Arsitektur UPI). Tim ini dibimbing Gita Nofieka Dwijayati, cofounder Tune Map.
Tim tersebut merancang skema infrastruktur penyeberangan yang diberi nama "Simpang ABanCeuy." Ide utama dari skema ini adalah raised crossing, yakni persimpangan dinaikkan sejajar dengan trotoar sehingga memberikan prioritas kepada pejalan kaki. Hal ini memungkinkan penyandang disabilitas untuk menyeberang dengan mudah dan aman. Selain itu, mereka mengevaluasi zonasi sekitar persimpangan dengan mengubah jalan di depan kawasan komersial menjadi ruang terbuka umum, menciptakan kawasan komersial terpadu yang nyaman bagi warga kota.
Ide yang diangkat dilatarbelakangi pengamatan kondisi di persimpangan Jalan Banceuy dan Jalan ABC yang penuh risiko bagi pejalan kaki. “Persimpangan ini sering digunakan oleh warga maupun pengunjung untuk menyeberang saat berbelanja di toko-toko sekitar. Karena itu, kebutuhan infrastruktur pejalan kaki yang aman dan nyaman merupakan suatu kebutuhan pokok pada kawasan ini. Kami juga mengamati bahwa pada kedua sisi timur dan barat persimpangan terdapat dua kumpulan toko dan area komersial yang akan diuntungkan dengan diadakannya penyebrangan manusia yang lengkap,” ujar Hamzah.
Sebelumnya, tim ini mengikuti workshop yang dipandu beberapa ahli dalam bidang inklusivitas ruang kota. Mereka melakukan survei lapangan dan berbicara dengan berbagai pihak yang terlibat, termasuk pejalan kaki, sopir kendaraan umum, pedagang kaki lima, hingga pemilik kios. Selain itu, mereka merasakan secara langsung tantangan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas netra saat berjalan di lokasi tersebut.
Pada aspek zonasi, tim menerapkan pedestrianisasi jalan di depan area komersial di sekitar persimpangan, menciptakan ruang terbuka umum yang memungkinkan warga berbelanja dan menikmati ruang terbuka. “Dengan semua unsur di atas, Simpang ABanCeuy ini diharapakan dapat menjadi contoh skema kawasan yang baik dalam mengutamakan manusia dalam ruang kota,” ujar Hamzah.
Menjelang presentasi final yang dilaksanakan pada Rabu (16/08/2023), Gita selaku mentor juga memberikan panduan dan saran untuk proses perancangan. Tim ini bekerja secara kolaboratif dengan membagi peran tanpa pembagian tugas yang kaku. “Saling bantu dan meminta pendapat pada proses penyusunannya,” ungkap Yuni.
Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)
Editor: M. Naufal Hafizh