Dekan FMIPA: FMIPA ITB Berkompetisi Secara Global dengan Peran Lokal
Oleh Hastri Royyani
Editor Hastri Royyani
Guna pemerataan pendidikan, FMIPA ITB berinisiatif untuk membuat media pembelajaran yang membantu pemerataan pendidikan di Indonesia. "Dengan membuat media yang mampu diakses oleh banyak orang maka akan memberikan banyak keuntungan," ungkapnya.
Metode pembelajaran dalam bentuk video ala Khan Academy bisa menjadi acuan. Umar memaparkan, "Model pembelajaran seperti ini menarik dan mampu mengatasi masalah mahasiswa yang tidak selalu menangkap materi kuliah dalam waktu singkat." Selain itu, model pembelajaran ini mampu melintasi batasan ruang dan waktu. Sehingga mahasiswa bisa mengulang materi kuliah dan mahasiswa di belahan wilayah Indonesia lain mampu mengkases informasi itu pula, jelas lulusan doktor Universitat zu Koln, Jerman ini.
Penelitian bersama
Saat ini, FMIPA ITB bekerja sama dengan DIKTI dalam pengadaan peralatan laboratorium yang canggih seperti Scanning Electron Microscope (SEM). Tahun 2011 ini, Nuclear Magnetism Resonance dan Mikro CT Scan direncanakan menjadi alat baru yang mengisi laboratorium. "Dengan peningkatan ini, semoga penelitian FMIPA ITB dan perguruan tinggi negeri lain lebih berkembang dan menjadi rujukan penelitian bagi negara lain," harap Umar.
Umar yang baru memperoleh gelar guru besar ini mengatakan, "Laboratorium ini bisa dipakai bersama sehingga FMIPA ITB dan perguruan tinggi lain bisa bersinergi mengembangkan sains di Indonesia." Pengembangan sains ini dapat mengurangi permasalahan Indonesia.
"Sehingga, FMIPA ITB mampu berkontribusi dalam riset dunia yang berkebangsaan," tambah Umar. Berkebangsaan di sini artinya memanfaatkan potensi lokal seperti gunung api, lumpur panas, biota laut dan sebagainya.
Pengabdian Masyarakat bersama Himpunan Mahasiswa
Dekan yang dikenal sangat dekat dengan mahasiswa ini mendukung kegiatan mahasiswa dalam berhimpun. "Kegiatan himpunan mahasiswa di FMIPA sebaiknya menunjukkan eksistensi dari keprofesian masing-masing," ujar Umar. Penunjukkan eksistensi bisa dicerminlan dengan kontribusi kepada masyarakat. Umar mengingatkan, "Biaya kuliah di ITB 70 % nya berasal dari rakyat, jadi alangkah baik jika masyarakat juga merasakan manfaat ilmu yang sudah dimiliki," ujar Umar.
"Kegiatan yang menunjukkan keprofesian berbasis teknologi juga bisa diterapkan, contohnya kegiatan yang telah dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) ITB," ujar Umar. HIMAFI membangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTAg) di Rancaekek Bandung sebagai bentuk salah satu pengabdian masyarakat pada tahun 2010.