Dies Emas ITB : Rural Information Communication Technology International Conference

Oleh prita

Editor prita

BANDUNG, itb.ac.id - Dunia teknologi komunikasi dan informasi yang semakin berkembang ke arah digital, masih menyisakan gap baik di masyarakat, infrastruktur, maupun lainnya. Persoalan tersebut merupakan salah satu bahasan dalam Rural Information Comunication Technology (r-ICT) Conference yang diselenggarakan pada Kamis-Jumat (18-19/06/09) di Aula Barat dan Aula Timur ITB. Konferensi tersebut menitikberatkan pada isu infrastruktur teknologi khususnya di bidang ICT untuk daerah rural.

Masih dalam rangkaian International Conference bertema "Energy and the Environment : Reinvention for Developing Countries" menyambut Dies Emas ITB.  R-ICT Conference dilatarbelakangi oleh ide bahwa ICT memungkinkan para penggunanya untuk produktif dalam menciptakan nilai meskipun mereka memiliki kekurangan. Hal-hal yang tidak mungkin terjadi dalam dunia nyata dapat dimungkinkan melalui perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang mengarah pada era digital.Namun, tanpa konsep yang jelas mengenai keuntungan yang didapat dari perkembangan ICT, sistem tersebut tidak akan bertahan. Potensi kultur lah yang dapat menjaga kelangsungan teknologi tersebut. Cara pandang ini mendorong kebebasan mengekspresikan kreativitas dari setiap kebudayaan yang memberi nilai tersendiri bagi komunitas pedesaan.

Untuk memperkaya pandangan mengenai dunia ICT saat ini, r-ICt Conference menghadirkan berbagai pembicara diantaranya Ir. Budi Rahardjo, M.Sc, Ph.D (ITB), Joshua David Barker, Ph.D (University of Toronto, Canada), Prof. Andrzej Maslowski (Warsawa University of Technology, Institute of Mathemathical), dan Ir. Betty Alisjahbana (IBM, QB Creative). Topik yang dibahas berkembang mulai dari faktor keamanan, pengaturan, dan implikasi riset ICT, gambaran mengenai penggunaan internet di Indonesia, intelegensi berbasis ICT dalam sistem multi-robotic, hingga industri kreatif ICT berbasis budaya masyarakat. Dalam technical session yang diadakan secara paralel ditampilkan berbagai paper internasional dalam bidang ICT.

Betty,  salah satu pembicara, membahas mengenai kreativitas yang menjadi modal kesuksesan merespon perkembangan ICT. Perkembangan ICT yang berdampak pada dunia ekonomi menghadirkan peluang dan kesempatan usaha baru. Masyarakat Indonesia yang memiliki daya kreativitas tinggi seharusnya dapat memanfaatkan potensi tersebut untuk menciptakan industri-industri kreatif berbasis digital.

Sebagai konklusi dari konferensi ini yaitu perumusan Millenium Research Agenda (MRA) yang akan menjadi guidelines bagi fokus riset ke depannya.

Information Communication Technology Saat Ini

Berdasarkan draft pembahasan MRA, ICT terdiri dari :

  1. Hubungan antara Manusia - Mesin (produk dari representasi digital)
  2. Jaringan dan Konektivitas (transmisi representasi digital)
  3. Penghitungan / computing (proses representasi digital)
  4. Aplikasi Servis (tampilan digital dari servis-servis fungsional)
  5. Penyimpanan dan Isi ("gudang" representasi digital)

ICT memiliki peran krusial dalam kelima konsep tersebut. Selanjutnya, kemakmuran dalam ICT diperoleh melalui produksi, perbesaran (amplifying), dan penyampaian nilai. Dalam dunia pelayanan saat ini, ICT memungkinkan, mendistribusikan, mempertahankan, dan menggantikan berbagai aspek yang penting. Pelayanan tersebut sangat beragam, mulai dari pendidikan, kesehatan, keamanan, perbankan, pemerintahan, transportasi, sosial, dan sebagainya.

Dampak ICT dalam kehidupan bermasyarakat pun amat besar. ICT memungkinkan produktivitas dan hubungan sosial yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Komunitas jenis baru terbentuk; kolaborasi individu dari berbagai belahan dunia dalam komunitas open source yang berkontribusi dalam produksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah. Pengaruh ICT terhadap lingkungan juga tergambar dalam terciptanya dunia virtual yang melingkupi lingkungan hidup dan pekerjaan. Sementara dari sisi riset, perkembangan riset yang disokong oleh teknologi informasi dan komunikasi semakin terasa.

Untuk merespon keadaan tersebut, diperlukan fokus dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi berbasis digital. Infrastruktur yang baik menjadi kebutuhan krusial untuk menyokong perkembangan tersebut. Penentuan fokus yang akan menjadi landasan riset di bidang r-ICT merupakan tujuan disusunnya draft MRA. Dengan adanya draft tersebut, diharapkan ITB dapat menjadi pioneer bagi perkembangan riset di tanah air dan negara-negara dunia ketiga.