Diskusi Terbuka Pemilu: IPTEK Menjawab Tantangan Indonesia Kedepan

Oleh niken

Editor niken

BANDUNG, itb.ac.id -  Masih dalam rangkaian diskusi terbuka yang dilaksanakan oleh Satgas Pemilu RI dari Keluarga Mahasiswa ITB 19 Juni lalu, diadakan diskusi terbuka kedua dengan tema "IPTEK Menjawab Tantangan Indonesia Kedepan". Acara dilaksanakan pada hari Selasa(23/06/09) di ruang 32 Campus Center Barat.

 

IPTEK berasal dari dua kata, yaitu ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan  didasarkan pada hasil pengamatan  yang cukup lama dan cenderung  berupa teori-teori yang bersifat ideal. Teknologi sendiri itu muncul sebagai bentuk aplikasi inovatif dari ilmu pengetahuan yang lebih sesuai dengan kenyataan yang ada. Teknologi dianggap sebagai solusi yang dapat menyelesaikan realita terhadap suatu bangsa secara global. Dengan demikian, IPTEK diharapkan dapat berperan besar dalam  mewujudkan kemandirian suatu bangsa sehingga mampu meningkatkan daya saing  di dalam persaingan global.


Dalam menjalankan perannya, teknologi mempunyai  empat perangkat  yaitu perangkat teknologi, perangkat manusia, perangkat informasi, dan perangkat organisasi. Perangkat teknologi membidangi segala sesuatu yang berkenaan dengan fasilitas, diantaranya peralatan/perlengkapan, mesin, kendaraan bermotor, pabrik, dan infrastruktur fisik. Perangkat manusia membidangi segala sesuatu berkenaan dengan kemampuan, diantaranya pengetahuan, keterampilan, kebijaksanaan, kreativitas, prestasi, dan pengalaman. Perangkat informasi membidangi segala sesuatu yang berkenaan dengan fakta, diantaranya proses, prosedur, teknik, metode, teori, observasi, dan spesifikasi. Dan perangkat organisasi membidangi segala sesuatu yang berkenaan dengan program kerja, diantaranya praktik manajemen, praktik keterampilan, praktik pengaturan organisasi, dan mewadahi fasilitas, kemampuan, dan fakta dari perangkat sebelumnya.


Bila kita melihat fakta dan realita yang terjadi di bangsa Indonesia, kurangnya perhatian dan kesadaran pemerintah dalam melihat potensi yang  dimiliki oleh bangsa ini. Tetapi permasalahan kemudian muncul ketika SDM-nya  tidak mengerti bagaimana cara mengolahnya. Hal ini mengakibatkan, kita menjadi bangsa yang tidak mandiri dan selalu menunggu bantuan dari negara lain.


Jika dikaji dari empat perangkat teknologi di atas, Indonesia memiliki kendala dalam pengembangan IPTEK, terutama dalam bidang perangkat teknologi berupa fasilitas kurang memadai. Dalam bidang perangkat manusia, orang Indonesia memiliki budaya yang cenderung lebih suka memakai (konsumtif) daripada menciptakan sesuatu yang dapat digunakan untuk kesejahteraan bersama, pola birokrasi pemerintah yang masih tidak teratur dan cenderung kental nuansa politiknya, dan komersialisasi IPTEK yang dianggap masih tabu. Dalam bidang perangkat informasi didapati kurang meratanya penyebaran informasi dan  pendidikan.


Jika ditinjau dari pendanaan yang dikucurkan oleh pemerintah terlihat jelas bahwa bangsa kita masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh UNESCO yaitu sekitar 2%. Dari data yang ada, pada tahun 2000 pemerintah mengalokasikan dana hanya 0,052% dan 0,039% di tahun 2002 dari PDB (Produk Domestik Bruto). Bila ditinjau 5 tahun ke belakang pun masih terhitung jauh dimana anggaran yang ada baru sekitar 0,5 % dari APBN dan 0,07% dari PDB. Angka ini masih jauh tertinggal dari negara tetangga yang Malaysia yang menetapkan anggaran 0,69% dari PDB.


Padahal Indonesia memiliki banyak potensi, baik dari Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA), kekayaan yang bila dikembangkan akan memberikan suatu  dampak yang begitu besar besar bagi kemajuan bangsa. Yang menjadi pertanyaan adalah kapan muncul pemimpin yang dapat memanfaatkan segala potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa tersebut dan bagaimana IPTEK bisa menjawab tantangan dalam pemanfaatan potensi yang ada tersebut?