Dosen ITB Kemukakan Dinamika Vegetasi di Plot Permanen Gunung Halimun Salak

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

Sumber: wikimedia

BANDUNG, itb.ac.id -- Taman Nasional Gunung Halimun Salak adalah area konservasi terluas di Pulau Jawa, yaitu 113,357 ha yang berfungsi untuk melindungi ekosistem hutan hujan tropis. Dr. Dian Rosleine dari SITH ITB menjelaskan, lokasi tersebut sebagai area konservasi yang dilindungi dapat digunakan untuk mengamati dan menganalisis dinamika vegetasi di plot permanen.

“Fungsi mengetahui dinamika dari hutan adalah menentukan komposisi dan struktur dari lingkungan, memahami interaksi antara hutan dan hewan yang berhubungan dengan konservasi, memprediksi, dan pengelolaan hutan,” ujarnya dalam webinar SITH ITB, 18 Desember 2021 lalu.

Ia mengatakan, terdapat 3 plot permanen yang dibuat pada tahun 1996 agar dapat mengetahui kematian, regenerasi, biomassa, dan stok karbon. Pada satu plot yang terdiri dari 1 hektar dibagi menjadi 10x10m plot untuk mempermudah pengamatan.

Untuk mengetahui dinamika dari komunitas pohon, diamati DBH atau diameter dada pohon lalu dilakukan perhitungan dan analisis menggunakan indeks keanekaragaman Shannon Wiener, recruitment rate, mortality rate, dan gain rate of total basal area.

“Hasil yang didapatkan adalah bahwa hutan sedang menuju bentuk hutan yang baik dengan mortalitas dari pohon kecil yang tinggi. Tipe komunitas pada plot adalah Castanopsis-Schima yang berarti tidak terdapat gangguan yang secara signifikan dapat merusak komposisi hutan. Maka vegetasi Castanopsis-Schima atau spesies Castanopsis acuminatissima berperan dalam dinamika pohon di hutan seperti recruitment rate serta mortality rate yang tinggi,” ujarnya.

Dr. Dian Rosleine menambahkan, hasil yang didapatkan dari riset adalah tidak terdapat perbedaan signifikan dari keanekaragaman vegetasi di plot permanen dengan spesies Castanopsis acuminatissima berperan besar dalam dinamika vegetasi plot. Hutan juga dalam kondisi baik dengan tingginya nilai biodiversitas dan biomassa yang tumbuh.

Reporter: Alvina Putri Nabilah (Biologi, 2019)