Dosen ITB Kemukakan Inovasi IoT untuk Pengembangan Ekonomi Digital
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Internet of Things (IoT) menjadi salah satu istilah yang merajai peradaban masa kini yang serba menggunakan teknologi digital. Seiring berjalannya waktu, IoT terus berkembang hingga mampu memecahkan berbagai permasalahan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Dr. Fadhil Hidayat, S.Kom., M.T. dari Kelompok Keilmuan Teknologi Informasi ITB lantas mengulas hal tersebut dalam Kuliah Publik “Inovasi IoT untuk Pengembangan Ekonomi Digital” pada Selasa (16/02/2021).
Menurut Dr. Fadhil, inti dari IoT adalah menjadikan benda cerdas. Secara sederhana, cara kerja IoT dapat dilihat dengan mudah dengan meninjau tiga bagian utamanya, yaitu lapisan fisik, lapisan jejaring, dan lapisan pengaplikasian.
Kendati demikian, pada perkembangannya, IoT terbagi lagi menjadi beberapa bagian sesuai kebutuhan. Hal ini disebabkan dari asumsi-asumsi yang bermunculan di sekitar tiga bagian utama itu. IoT dianggap tidak sesempurna sistem yang dibayangkan.
“IoT akan mengalami perkembangan pesat sedari tahun 2021 ini. Ini bisa dilihat dari penggunaan IoT dalam digital twin, yang tak lain adalah representasi digital dari objek nyata,” ungkap Dr. Fadhil.
IoT berfungsi untuk merespons dan mengirimkan data sensing kepada model digital sehingga bisa memberi peringatan ke dalam sistem. Inilah sebabnya IoT bisa diterapkan ke berbagai bidang. Mulai dari otomasi tiket transportasi, sistem pendeteksian identitas berbasis wajah atau emosi secara otomatis, hingga sistem keselamatan dan keamanan secara real time.
Dr. Fadhil kemudian melanjutkan diskusi dengan membahas mengenai tantangan keamanan informasi pada IoT. “IoT tentu memiliki tantangan keamanan informasi yang cukup rumit. Sudah banyak beredar praktik-praktik yang mengganggu data privasi, sistem jaringan, dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Dalam mengatasi hal ini, Dr. Fadhil bersama rekan-rekannya melakukan upaya mencegah pemalsuan data smart meter dan pencurian data pelanggan dengan mekanisme komputasi yang ringan. Mereka juga menerapkan smart pairing system, yaitu pengintegrasian lebih dari satu alat sekaligus yang bisa merespons dengan terkoneksi secara cepat. Tidak ketinggalan pula sybil attack prevention yang merupakan teknik pencegahan serangan dari jaringan palsu.
ITB sendiri, menurut penjelasan Dr. Fadhil, sudah mengembangkan kasus-kasus IoT yang bisa ditiru untuk beragam kebutuhan. ITB juga sempat menguji beragam perangkat IoT dan menjadi tempat bertemunya produsen dan pengguna. “Ke depannya bisa memberikan kemajuan bagi perekonomian digital Indonesia,” harapnya.
Reporter: Zahra Annisa Fitri (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)