Dosen SBM ITB Mendapat Penghargaan Best Presenter pada Seminar Internasional 'Innovations in Accelerating Infrastructure Competitiveness and Sustainability'

Oleh Annisa Mienda

Editor Annisa Mienda

Dr. Ir. Aries F. Firman, salah satu dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB dianugerahi predikat best presenter pada seminar internasional bertajuk 'Innovations in Accelerating Infrastructure Competitiveness and Sustainability'. Seminar yang diadakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi dan Lingkungan (Puslitbang Sosekling) Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut berlangsung di Bali pada 11/11/2014. Dalam seminar tersebut, Dr. Aries mempresentasikan karya ilmiahnya yang bertajuk 'Conflict resolution through meditation: Case study in a dam and hydropower project'.

Dr. Ir. Aries Firman dikenal aktif dalam membagikan ilmunya mengenai manajemen proyek kepada para ahli dari bidang minyak dan gas, penerbangan, dan para eksekutif dari organisasi non-pemerintah di seluruh Indonesia. Kini, Dr. Aries sedang melakukan penelitian di bidang Kepemimpinan, Pertukaran Budaya, dan manajemen Proyek di samping kesibukannya berkecimpung dalam dunia hydropower.

Puslitbang Sosekling sendiri merupakan pusat penelitian yang berada di bawah Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat . Hingga saat ini, Puslitbang Sosekling telah bekerja sama dengan berbagai institusi untuk melaksanakan penelitian jangka panjang, kolaborasi dan inisiasi penelitian, capacity building, serta pengembangan laboratorium sosial. Seluruh hal ini dilakukan untuk mendukung pengembangan infrastruktur berkelanjutan melalui proyek penelitian.

Dalam beberapa tahun mendatang, isu-isu strategis mengenai pengembangan infrastruktur akan diidentifikasi guna mengetahui dampaknya bagi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Konflik sosial kini banyak terjadi akibat akuisisi lahan dan program transmigrasi yang lebih berfokus pada relokasi fisik dibandingkan memulihkan penghidupan penduduk yang direlokasi. Hingga kini, tidak ada alat atau instrumen yang tersedia untuk menilai dampak ekonomi akibat perkembangan infrastruktur. Selain itu, dampak yang terlihat akibat perubakan iklim telah memaksa pemerintah, swasta, organisasi non-pemerintah, dan kelompok komunitas untuk bahu-membahu meningkatkan  ketahanan lokal. Hal ini dilakukan dengan cara memaksimalkan kemampuan adaptif di satu sisi sembari meningkatkan teknologi mitigasi di sisi lainnya.

Seminar internasional tersebut bertujuan untuk membahas masalah yang telah disebutkan melalui penyampaian metode inovatif serta pendekatan dan praktik yang terbaik. Sebuah dialog produktif kemudian diadakan guna membahas tiga subtopik, diantaranya resolusi konflik, penilaian dampak terhadap perekonomian, serta kerentanan dan ketahanan lingkungan.

 

Dokumentasi: panitia