E-Talk, Berbagi Pengalaman dan Pengetahuan dalam Kewirausahaan
Oleh Luh Komang Wijayanti Kusumastuti
Editor Luh Komang Wijayanti Kusumastuti
BANDUNG, itb.ac.id - Kementrian Kewirausahaan KM ITB kembali menyelenggarakan Entrepreneurship Talk (E-Talk) pada Senin (03/02/14). E-Talk kedua ini dilaksanakan di ruang audio visual perpustakaan pusat ITB dengan konsep sharing dan mentoring. Terdapat tiga pembicara yaitu Gibran Huzaifah Amsi (Biologi 2007), Robbi Zidna Ilman (Arsitektur 2007), dan Surya Batara Kartika (Teknik Mesin 2007). Kegiatan yang berlangsung selama dua jam ini bertujuan sebagai sarana mentoring bagi mahasiswa ITB yang ingin mengetahui seluk beluk berbisnis lebih dalam, selain itu juga untuk memunculkan dan meningkatkan keinginan berkewirausahaan.
Gibran mengawali acara dengan menceritakan pengalamannya dalam bidang kewirausahaan. Ia memulai usahanya dari beternak cacing hingga ke teknologi yang disebutnya E-Fishery. Juara pertama Indonesia ICT Award ini menginginkan manfaat teknologi dan informasi tidak hanya dirasakan oleh masyarakat perkotaan, tetapi juga para petani. Sama halnya denga Gibran, Robbi juga mengawali usahanya mulai dari usaha terkecil hingga membentuk usaha yang dinamakan 'agritektur'. Ia berpendapat bahwa seharusnya dalam berwirausaha harus ada nilai yang dibawa, tidak hanya sekedar mencari keuntungan. Berbeda dengan pengalaman Batara. Ia mengaku bahwa dirinya berwirausaha dengan menjual pengalaman orang lain untuk menjadi direktur dalam bisnisnya di bidang mesin. "Kalau kata orang Sunda, pada waktu itu saya cuma modal congor," ujarnya.
Saat ditanya mengenai alasannya memilih untuk berwirausaha, Gibran berkata bahwa dirinya menemukan tantangan dalam berwirausaha serta ingin mulai untuk mandiri, salah satunya adalah dengan membiayai kehidupan perkuliahannya sendiri. Selain itu ia juga melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu membiayai adiknya sekolah serta membiayai keluarga. Sama halnya dengan Gibran, Robbi memilih berwirausaha untuk meringankan beban orangtuanya. Menurutnya, berwirausaha juga dapat memberi dampak lebih jika dibandingkan dengan bekerja. "Kita bisa memimpin sebuah bisnis, bisa mencanangkan program sendiri, dan juga bisa memberikan value yang ingin kita berikan ke masyarakat," tambahnya. Ketiga pembicara tersebut secara kebetulan pernah menjadi ketua himpunan mahasiswa jurusan masing-masing pada tahun 2010.
Kegiatan tersebut kemudian ditutup dengan mentoring berkelompok secara langsung oleh ketiga pembicara. Muhammad Iman (STI 2010), Menteri Kewirausahaan KM ITB, mengatakan bahwa selanjutnya akan dilaksanakan E-Talk ketiga untuk lebih membangkitkan gairah mahasiswa ITB dalam berwirausaha. "Harapannya, semoga acara ini bisa lebih berpengaruh dan membuka mindset anak ITB, terlebih dalam technopreneurship agar produknya dapat mencakup pasar dan Indonesia lebih mandiri dalam memproduksinya," ungkapnya.
Saat ditanya mengenai alasannya memilih untuk berwirausaha, Gibran berkata bahwa dirinya menemukan tantangan dalam berwirausaha serta ingin mulai untuk mandiri, salah satunya adalah dengan membiayai kehidupan perkuliahannya sendiri. Selain itu ia juga melanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu membiayai adiknya sekolah serta membiayai keluarga. Sama halnya dengan Gibran, Robbi memilih berwirausaha untuk meringankan beban orangtuanya. Menurutnya, berwirausaha juga dapat memberi dampak lebih jika dibandingkan dengan bekerja. "Kita bisa memimpin sebuah bisnis, bisa mencanangkan program sendiri, dan juga bisa memberikan value yang ingin kita berikan ke masyarakat," tambahnya. Ketiga pembicara tersebut secara kebetulan pernah menjadi ketua himpunan mahasiswa jurusan masing-masing pada tahun 2010.
Kegiatan tersebut kemudian ditutup dengan mentoring berkelompok secara langsung oleh ketiga pembicara. Muhammad Iman (STI 2010), Menteri Kewirausahaan KM ITB, mengatakan bahwa selanjutnya akan dilaksanakan E-Talk ketiga untuk lebih membangkitkan gairah mahasiswa ITB dalam berwirausaha. "Harapannya, semoga acara ini bisa lebih berpengaruh dan membuka mindset anak ITB, terlebih dalam technopreneurship agar produknya dapat mencakup pasar dan Indonesia lebih mandiri dalam memproduksinya," ungkapnya.