Eco-Boltz Bawa Lukman Ali dan Akmal Arifin Raih Juara 3 Lomba Agensi 2023
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Dua mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), yakni Lukman Ali (13120177) dan Muhammad Akmal Arifin (13520037), yang merupakan mahasiswa Teknik Mesin dan Teknik Informatika ITB berhasil mendapat prestasi gemilang pada Lomba Agensi 2023 yang diselenggarakan oleh Astra Indonesia dan SRE Indonesia.
Terdapat 3 topik utama yang dilombakan, yaitu inovasi teknologi bersih, inovasi pendanaan berkelanjutan, dan inovasi pengembangan komunitas berbasis energi baru terbarukan (EBT). Final lomba tersebut diadakan secara daring pada Sabtu (28/10/2023), dan awarding pada Senin (30/10/2023) di Universitas Gadjah Mada.
Dalam lomba tersebut, Ali dan Akmal membawakan ide Eco-Boltz. Eco-Boltz merupakan inovasi aplikasi ojek sepeda motor listrik daring dengan skema cicil-kontrak komitmen kerja berjangka untuk meningkatkan adopsi kendaraan listrik Indonesia.
Ali menjelaskan asal mula mereka mendapatkan ide tersebut. Menurutnya mereka menangkap sebuah permasalahan yang ada di Indonesia, yakni adopsi penggunaan kendaraan listrik yang masih kurang walaupun sudah ada subsidi dari pemerintah.
Untuk beralih ke kendaraan listrik, tentunya banyak tantangan yang dihadapi masyarakat. Mulai dari pengisian baterai, jarak tempuh, hingga harga beli yang dirasa masih mahal dibandingkan membeli kendaraan biasa. Tak heran, masih sedikit masyarakat yang mau membelinya.
Mereka pun mendefinisikan solusi untuk menjawab permasalahan tersebut, dan munculah ide Eco-Boltz ini. Keduanya pun akhirnya berhasil membuat prototype-nya.
Eco-Boltz bisa dibilang seperti aplikasi ojek online pada umumnya, namun berbasis kendaraan listrik. Pengendara ojek online menggunakan motor listrik dengan tujuan meningkatkan adopsi penggunaan kendaraan listrik secara tidak langsung dari lalu lalang pengendara di jalan dan dari mulut ke mulut. Menurut mereka, pengendara ojek online dipilih sebagai pasar yang tepat karena dianggap membutuhkan kendaraan sebagai sumber pendapatannya.
Selain itu, dengan adanya ojek online yang berlalu lalang di jalan, secara tidak langsung mengkampanyekan juga bahwa motor listrik itu benar-benar ada dan memiliki banyak kelebihan.
Layanan yang diberikan yaitu sewa motor harian dan cicilan untuk mendapatkan motor dalam jangka waktu tertentu. Utamanya, mereka ingin mengadopsi kendaraan motor dengan 2 skema tersebut. Mereka mengungkapkan jika ide ini ingin dikembangkan lebih lanjut, tentu perlu banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Tren energi terbarukan yang gencar di masa sekarang membuat mereka merasa tertantang. Terlebih karena suatu saat nanti akan ada masanya masyarakat beralih ke energi terbarukan. Sehingga, mengikuti lomba ini adalah langkah awal bagi mereka untuk menjadi pionir-pionir energi terbarukan sekaligus untuk memunculkan kepedulian juga dalam diri masing-masing.
“Mau enggak mau, suatu saat nanti kita harus sepenuhnya beralih ke energi terbarukan. Jadi, ini sebagai langkah awal kita untuk menjadi pionir-pionir energi terbarukan di suatu saat nanti, dan memunculkan awareness juga dalam diri kita masing-masing,” ungkap Ali.
Walaupun hanya beranggotakan 2 orang, mereka bisa meraih juara 3 pada lomba tersebut. Sekaligus mampu bersaing ide dengan 120 peserta kelompok lainnya dari berbagai universitas di Indonesia.
Dalam wawancara, Ali berpesan agar selama menempuh pendidikan di ITB, mahasiswa jangan ragu untuk mengikuti lomba dan hanya terbatas menjalani kehidupan akademik saja.
Ali juga mengungkapkan bahwa mengikuti lomba dapat bermanfaat untuk berlatih berpikir cepat, kreatif, dan solutif. Jika lomba tersebut tim, ia juga bisa belajar berkolaborasi. Pengalaman-pengalaman seperti ini yang mungkin tidak akan didapat dari perkuliahan biasa.
Selain itu, mereka juga belajar cara manajemen waktu yang baik ditengah kesibukan saat itu dan mengusahakan sebaik mungkin yang bisa dilakukan.
“Kalau lomba kan ada cita-cita yang ingin kita kejar, usahanya itu lebih daripada apa yang kita lakukan seperti biasanya. Sekaligus buat belajar management waktu, management kesibukan. Karena kita enggak bisa lagi ngomong ‘aku sibuk, aku chaos’, karena semua orang sibuk dan chaos. Jadi jangan alasan gara-gara itu kita enggak bisa ikut lomba,” tutup Ali.
Reporter : Gishelawati (Astronomi, 2019)