Eratkan Ikatan Persaudaraan dalam Reuni 35 Tahun GL dan TG ITB Angkatan 1989
Oleh Nasywa Hafizh Pandyanayaka - Mahasiswa Teknik Geologi, 2022
Editor M. Naufal Hafizh
BANDUNG, itb.ac.id - Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung (FITB ITB) bersama Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi “GEA” ITB (HMTG “GEA” ITB), Ikatan Alumni ITB, serta Teknik Geologi dan Teknik Geofisika angkatan tahun 1989 mengadakan “Reuni 35 Tahun GL dan TG ITB’89” di Ruang Hilmi Panigoro, Gedung Teknik Geologi, ITB Kampus Ganesha, Sabtu (14/9/2024).
Kegiatan diawali dengan pemberian donasi pohon dari alumni Teknik Geologi dan Teknik Geofisika angkatan 1989 kepada Yayasan Pendidikan Geologi Karangsambung. Setelah itu, digelar sejumlah pematerian terkait geologi.
Pematerian pertama disampaikan Arius Dimara dari PT Timah Tbk dengan tema “Berkarya: Lebih dari Sekadar Bekerja”. Beliau menjelaskan cara bekerja yang inovatif, efektif, dan kreatif di bidang penemuan timah dan batubara hingga digitasi peta monitoring. Beliau mengungkapkan, “Sebagai seorang engineer, kita harus siap dan menjadi bagian dari inovasi.”
Pematerian kedua dibawakan Nora Desiani dari PT Pertamina Hulu Energi yang mengangkat topik mengenai petrotechnical. Beliau menyampaikan mengenai kekuatan data dalam eksplorasi minyak dan gas seperti data sebagai tulang punggung yang memiliki nilai tinggi, pengambilan keputusan berbasis data, mitigasi risiko, hingga bagaimana memaksimalkan keuntungan.
“Semua hal itu berproses dan kita jangan mengeluh apapun pekerjaannya. Mungkin pekerjaan pertama kita bisa jadi bukan sesuai bayangan kita, tapi itu adalah langkah pertama untuk mencapai yang lebih baik,” ujarnya.
Pematerian ketiga disampaikan Gde H. Tutuko dari PT Vale Indonesia Tbk. Beliau menjelaskan banyak nilai kepada para calon geologist yang berguna di dunia pekerjaan dari proses pembelajaran di kampus. Beliau memberikan pengetahuan mengenai kode pelaporan yang dikembangkan oleh Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI) sebagai National Reporting Organization yang diakui Indonesia.
Selanjutnya, pematerian dengan tema “Menjadi Geologist Kontrak” disampaikan Amir Al Amin, seorang Independent Geologist yang memiliki banyak pengalaman mengesankan. Beliau membagikan survival tips kepada mahasiswa dan memberikan gambaran bagaimana kehidupan saat bekerja. “Tetaplah optimistis menghadapi perjalanan hidup yang tidak selalu seperti yang kita inginkan saat menjadi mahasiswa,” tuturnya.
Selain itu, Hermawan dari PT Pertamina Hulu Energi turut membagikan ilmu dan pengalamannya dalam topik berjudul “Harnessing Community Strength for Competency Development: Adopted a Campus Culture in the Corporate Environment”. Salah satu poin penting yang beliau ungkapkan adalah bahwa dalam bekerja bukan hanya sekadar bekerja, tetapi bagaimana kita juga menikmati hasilnya. Selain itu, sesi ini membahas mengenai People Development hingga Community Based Development yang banyak memberi dampak signifikan bagi para pekerja. “Yang terpenting adalah bangga sebagai development geoscience. Begitu mereka bangga, mereka akan mencintai profesinya sehingga otomatis dapat bekerja secara sungguh-sungguh,” ujarnya.
Narasumber keenam, Aquardi Suminar dari Star Energy Geothermal, juga memeriahkan GEA Career Talk ini dengan membawakan topik Renewable Energy and Geothermal Update. Mengangkat bahasan net zero emission, beliau mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan di Indonesia sudah menerapkan kebijakan NZE dan beralih ke geothermal karena lebih bersih, renewable, dan sustainable. Carbon Capture and Storage (CCS) dan energi terbarukan diharapkan dapat menghilangkan emisi dari pembangkit listrik.
Acara reuni sekaligus GEA Career Talk ini tidak hanya mengeratkan ikatan antar alumni, tetapi juga mendekatkan alumni dengan mahasiswa sekaligus sebagai sarana berbagi ilmu dan pengalaman.
Reporter: Nasywa Hafizh Pandyanayaka (Teknik Geologi, 2022)