FII 2010: Kuliah Umum Presiden RI Via Telekonferensi

Oleh Fathir Ramadhan

Editor Fathir Ramadhan

BANDUNG, itb.ac.id-Bertepatan dengan dies natalis Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ke-50, Forum Inovasi Indonesia (FII) 2010 diselenggarakan pada Selasa dan Rabu (14-15/12/10) di Aula Barat dan Aula Timur ITB. Dengan cita-cita penumbuhkembangan inovasi dan kreativitas, yang selaras dengan semangat peringatan dies natalis ITS, Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB, penyelenggara FII 2010, mengadakan telekonferensi dengan ITS. Salah satu konten acara yang ditayangkan via telekonferensi adalah kuliah umum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam kuliah umum yang berjudul "Akselerasi Inovasi Teknologi dalam Rangka Mencapai Keunggulan Ekonomi Nasional", Presiden SBY mengungkapkan bahwa Indonesia bercita-cita menjadi emerging economy dalam 15 tahun mendatang. Growth domestic product (GDP) dan pendapatan per kapita yang terus meningkat, serta pertumbuhan positif semasa krisis finansial, membuktikan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk menjadi emerging economy seperti keempat negara BRIC (Brazil, Rusia, India, dan Cina).

Presiden SBY menekankan pentingnya perbaikan beberapa hal, seperti infrastruktur antarprovinsi dan antarpulau,  bagi investor, serta infrastruktur informasi dan komunikasi yang baik. Hal-hal ini merupakan prasyarat peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, Presiden SBY menuturkan konsep pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang: berimbang, berkelanjutan, dan inklusif. Berimbang memiliki arti, pertumbuhan ekonomi terdapat di semua sektor dan semua daerah. Berkelanjutan adalah memperhatikan batasan-batasan lingkungan. Inklusif artinya, pertumbuhan ekonomi juga dirasakan oleh kaum ekonomi lemah.

Kepada civitas academica ITB dan ITS, Presiden SBY berpesan agar: pertama, menjadi individu yang lebih kompetitif agar dapat meningkatkan daya saing; kedua, tingkatkan inovasi; ketiga, kembangkan ekonomi dan industri kreatif, kombinasikan seni dan kreativitas, dengan teknologi; keempat, bangun domestic connectivity dengan cara mendirikan infrastruktur dengan mutu baik; terakhir, kembangkan industri strategis dan pertahanan nasional dengan cara mengurangi impor persenjataan dan perlengkapan strategis.