Free Workshop IT Design & Animation di ComLabs USDI-ITB
Oleh
Editor
Bandung, itb.ac.id – Comlabs telah mengadakan workshop yang mengangkat tema “Graphic Design and Animation” pada hari Sabtu, 28 April 2007, kemarin di Ruang Multimedia Comlabs USDI-ITB. Workshop ini memberikan pengenalan mengenai proses perancangan grafik untuk produk barang/jasa.
Pembicara dalam workshop tersebut adalah Widianto Nugroho (SR 1992), seorang pengembang desain grafis yang aktif di dunia perancangan grafik. Widi memaparkan materi tentang Computational Media Design dan Bahasa Pemrograman “Processing”.
Pada awalnya bidang ilmu engineering dan art merupakan suatu kesatuan yang padu. Pada perkembangan selanjutnya terjadi pengelompokan-pengelompokan yang membuat masing-masing berkembang sendiri. Sangat disayangkan pengelompokan tersebut membuat mereka saling kontraproduktif.
Seorang seniman yang ingin benar-benar efektif memanfaatkan komputer untuk mendesain sesuatu, ia harus terjun ke dalam dunia pemrograman. Pemrograman memungkinkan komunikasi dua arah antara pengguna dan perangkat komputer. Saat ini telah muncul suatu kelompok ilmu seni baru yang dirintis di MIT, disebut dengan Estethic Computation Group. Salah satu tokoh yang berperan adalah Jhon Maeda.
Dalam group ini dikembangkan suatu bahasa pemrograman baru yang dapat menghubungkan antara talenta kreativitas seniman dengan pemrograman komputer yang disebut dengan bahasa “Processing”. Processing adalah bahasa pemrograman open-source untuk desainer yang ingin memprogram gambar, animasi, dan suara. Hal yang menarik disini adalah apa yang dikembangkan melalui software Processing ini sedikit banyak mempengaruhi arah dari pengembangan Flash.
Hingga saat ini Processing telah banyak dikembangkan dan diimplementasikan dalam proyek pengerjaan grafis. Diantaranya seperti film Minority Report, Hulk, selain itu Processing juga telah dimanfaatkan dalam beberapa industri seperti BMW, Samsung, dalam merancang pemasaran produk mereka.
Terakhir, Widi mengharapkan agar penggunaan bahasa dan pemrograman “Processing” ini dapat diadopsi di kampus ITB.
Pembicara dalam workshop tersebut adalah Widianto Nugroho (SR 1992), seorang pengembang desain grafis yang aktif di dunia perancangan grafik. Widi memaparkan materi tentang Computational Media Design dan Bahasa Pemrograman “Processing”.
Pada awalnya bidang ilmu engineering dan art merupakan suatu kesatuan yang padu. Pada perkembangan selanjutnya terjadi pengelompokan-pengelompokan yang membuat masing-masing berkembang sendiri. Sangat disayangkan pengelompokan tersebut membuat mereka saling kontraproduktif.
Seorang seniman yang ingin benar-benar efektif memanfaatkan komputer untuk mendesain sesuatu, ia harus terjun ke dalam dunia pemrograman. Pemrograman memungkinkan komunikasi dua arah antara pengguna dan perangkat komputer. Saat ini telah muncul suatu kelompok ilmu seni baru yang dirintis di MIT, disebut dengan Estethic Computation Group. Salah satu tokoh yang berperan adalah Jhon Maeda.
Dalam group ini dikembangkan suatu bahasa pemrograman baru yang dapat menghubungkan antara talenta kreativitas seniman dengan pemrograman komputer yang disebut dengan bahasa “Processing”. Processing adalah bahasa pemrograman open-source untuk desainer yang ingin memprogram gambar, animasi, dan suara. Hal yang menarik disini adalah apa yang dikembangkan melalui software Processing ini sedikit banyak mempengaruhi arah dari pengembangan Flash.
Hingga saat ini Processing telah banyak dikembangkan dan diimplementasikan dalam proyek pengerjaan grafis. Diantaranya seperti film Minority Report, Hulk, selain itu Processing juga telah dimanfaatkan dalam beberapa industri seperti BMW, Samsung, dalam merancang pemasaran produk mereka.
Terakhir, Widi mengharapkan agar penggunaan bahasa dan pemrograman “Processing” ini dapat diadopsi di kampus ITB.