FTMD Menjadi Co-Organizer AUN/SEED-Net RC MEManuE 2020
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id— Pada tanggal 14 – 15 Januari, FTMD dan Faculty of Mechanical Engineering, De La Salle University, Manila, Filipina menyelenggarakan 11th AUN/SEED- Net Regional Conference on Mechanical and Manufacturing Engineering 2020 (RC MEManuE 2020). Rencana penyelenggaraan semula di Manila pada bulan Oktober 2020, tertunda karena pandemi Covid dan juga beralih menjadi Virtual Conference.
Sebagai informasi, AUN/SEED-Net sendiri merupakan singkatan dari ASEAN University Network / Southeast Asia Engineering Education Development Network. Jejaring kerjasama pertguruan tinggi teknik terkemuka di ASEAN, seperti UGM, ITB, ITS, dan UI dari Indonesia, DLSU dan University of Philippines dari Filipina, NUS dan NTU, Singapura serta beberapa universitas teknik ternama di kawasan ASEAN lainnya.
Pada acara RC MEManuE 2020 ini, Dekan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung Prof. Dr. Ir. Tata Cipta Dirgantara, MT., menjadi plenary speaker. Selain Prof. Tata, sedikitnya terdapat 12 peneliti lain dari FTMD ITB yang menyampaikan paper atau riset mereka di bidang teknik mesin dan dirgantara pada sesi paralel Virtual Conference. Keseluruhan ada total 78 makalah dengan Penyaji dari berbagai negara ASEAN dan Jepang. Pada sesi pleno, Prof. Tata membawakan topik paparan “Membentuk edukasi di Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB dan pengaruhnya terhadap teknologi saat ini”.
Dekan FTMD tersebut memaparkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, istilah revolusi industri 4.0 datang dalam banyak diskusi yang telah dilakukan. “Akibat dari revolusi industri yang muncul, saat ini kita menuju dalam kehidupan bermasyarakat secara Super Smart Society 5.0. Kehidupan bermasyarakat ini muncul sebagai akibat dari adanya penggunaan dari produk baru sebagai implementasi teknologi baru dan inovasi yang dikembangkan,” ujarnya.
Beliau memaparkan bahwa saat ini banyak teknologi yang mengalami penggabungan seperti robotika, 3D Printing, Artificial Intelligence, Big Data, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya menggantikan teknologi konvensional yang telah ada dan mengubah pandangan bagaimana cara orang berinteraksi dan bagaimana kita bekerja dalam lingkungan.
Beliau juga memaparkan dalam segi produktivitas suatu industri. Di era saat ini produk yang diciptakan tidak hanya dipengaruhi oleh aspek material, mekanik, dan sistem produksi, tetapi juga dipengaruhi oleh aspek komponen elektronik skala mikro, komunikasi, dan penggunaan sensor serta aktuator. Aspek komponen elektronik juga dapat dibagi kembali menjadi aspek kecil yaitu penggunaan memori, perangkat lunak, dan processor.
Pada 2019 ITB memulai untuk membentuk ulang kurikulum yang digunakan agar tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga lebih memahami terkait desain teknik secara proses dan pengembangan secara profesional dalam bentuk aktivitas proyek. Hal ini diharuskan dapat diimplementasikan selama kurun waktu 4 tahun.
Terdapat istilah multiple path curriculum yang digunakan secara umum di ITB bahwa di tingkat akhir, mahasiswa dapat memilih sendiri spesifikasi tugas akhirnya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya berdasarkan prinsip “merdeka belajar”.
Berbagai bentuk pelaksanaan perwujudan tersebut dapat berupa proyek kolaboratif yang menantang seperti perencanaan green building, flying robot contest, shell eco marathon, International Joint Capstone Design (iCAPS), dan kolaboratif antar kampus masih banyak lagi. Selain itu terdapat juga studi pengembangan komunitas seperti pemuda peduli, rancang Indonesia, dan masih banyak lagi. Ada juga kesempatan magang di industri, kesempatan membuka start – up, dan penyelarasan penelitian terkait.
“Pengembangan sumber daya manusia membutuhkan tugas lebih dan waktu yang panjang. Hal tersebut membutuhkan perencanaan strategis dan didukung oleh kebijakan yang konsisten. Tentu saat ini situasi lebih baik dari sebelumnya, dan teknologi saat ini memudahkan kita untuk lebih berkolaborasi dari waktu sebelumnya. Jika ada keinginan, maka ada jalan,” pungkasnya.
AUN/SEED-Net Regional Conference adalah kegiatan diseminasi akademik tahunan, yang didukung oleh proyek JICA untuk AUN/SEED-Net dengan sepuluh bidang teknik tematik, dimana RC MEManuE 2020 Mechanical and Manufacturing Engineering adalah salah satunya. Acara tahunan ini diselenggarakan oleh Member Institutions (MIs) secara bergilir dengan peran serta dari Japan Supporting Universities (JSU).
Selama hampir dua dekade, program RC telah berhasil berfungsi sebagai platform untuk bertukar pengetahuan di bidang teknik terkini di antara institusi anggota. Konferensi ini juga mendorong kolaborasi akademik antara universitas ASEAN dan Jepang, memperkuat hubungan antar akademisi di kawasan, dan membuka kolaborasi masa depan di bidang teknik dengan pemerintah dan sektor swasta.
“Pada RC MEManuE 2020, ITB adalah co-organizer. Sebagai Host Institution dalam bidang mechanical dan aerospace engineering, ITB sejak tahun 2003 menerima mahasiswa program magister dan doktor dari Universitas anggota di berbagai negara ASEAN, dalam program Teknik Mesin dan Teknik Dirgantara di FTMD,” ujar Prof. Ir. Andi Isra Mahyuddin, Ph.D., selaku Guru Besar FTMD ITB yang turut berpartisipasi dalam acara tersebut.
Jejaring kerjasama AUN/SEED-Net ini dijelaskan oleh Prof. Andi Isra dilatarbelakangi oleh krisis moneter yang sempat melanda Kawasan regional ASEAN pada akhir abad ke 20. Salah satu strategi untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi regional saat itu adalah dengan meningkatkan pertumbuhan industri yang menuntut peningkatan kapasitas pendidikan tinggi teknik di kawasan ASEAN.
Reporter: Afif Naufal Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air, 2017)