FTSL ITB Buka Dua Prodi Baru di Tahun 2013
Oleh Nida Nurul Huda
Editor Nida Nurul Huda
Sebelumnya, terdapat beberapa program studi yang bernaung dalam FTSL ITB yaitu Teknik Sipil, Teknik Lingkungan, dan Teknik Kelautan. FTSL ITB juga membuka program studi baru PIUS untuk Pascasarjana. Diharapkan dengan adanya dua prodi baru ini, menjawab kebutuhan akan Sarjana Teknik dalam bidang infrastruktru air bersih dan sanitasi serta sumber daya air ungkap Herto Dwi Ariesyady, ST.,MT.,Ph.D (Ketua Program Studi Teknik Lingkungan FTSL ITB). Kedua program studi baru ini akan melaksanakan kegiatan akademik di kampus ITB Jatinangor untuk mahasiswa tingkat dua, sementara masa Tahun Pertama Bersama (TPB) akan tetap dilaksanakan di kampus ITB Ganesha.
Rekayasa Infrastruktur Lingkungan (RIL)
Seperti yang telah diketahui, kebutuhan akan sarjana yang memiliki kemampuan dan keterampilan engineering dalam bidang infrastruktur air bersih dan sanitasi semakin meningkat. Tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals, MDGs) mengenai air bersih dan sanitasi akan sulit tercapai tanpa adanya sumber daya manusia yang memadai. Sebagai konsekuensinya, program studi RIL penting untuk didirikan, khususnya dalam pemenuhan tenaga professional dalam bidang air bersih dan sanitasi.
Selain itu, program studi ini diharapkan dapat membentuk lulusannya sebagai municipal engineer, mempunyai kemampuan dalam softskill dan bahasa Inggris yang baik serta berwawasan global, memiliki kompetensi pada lingkup infrastruktur (air, drainase, persampahan), skala (kuota, lingkungan, bangunan), dan kemampuan atau pengetahuan (proses pengolahan air dan limbah, perancangan dan pemeliharaan instalasi bangunan, serta wawasan tata ruang, kesehatan lingkungan, dan struktur bangunan). Kuota untuk RIL pada tahun 2013 adalah sebanyak 40 orang.
Teknologi dan Pengelolaan Sumber Daya Air (TPSDA)
Lambatnya transfer ilmu rekayasa serta minat generasi yang cukup rendah pada bidang sumber daya air saat ini merupakan salah satu alasan didirikannya program studi ini. Kenyataannya, hal itu berbanding terbalik dengan kebutuhan akan tenaga profesional handal dalam bidang sumber daya air yang mencapai 1700 lulusan per tahun di Indonesia. Selama ini, adanya ketidakperpaduan konservasi dan pendayagunaan sumber daya air mengakibatkan pengelolaan sumber daya air dari hulu ke hilir tidak terkoordinasi.
Untuk itu, sebagai negara yang memiliki sumber daya air yang terbesar di Asia Tenggara, sekaligus yang memiliki beberapa permasalahan di antaranya banjir dan kekeringan, konflik penggunaan air, turunnya kinerja infrastruktur lingkungan, program studi TPSDA bertujuan untuk mencetak sumber daya manusia yang berkompetensi untuk menjawab permasalahan sumber daya air. Selain itu, diharapkan program studi TPSDA mampu menghasilkan lulusan yang akan memiliki kemampuan dasar meneliti dan kompetensi dalam perancangan sarana dan prasarana bidang sumber daya air. Kuota untuk prodi TPSDA pada tahun 2013 sebanyak 40 orang.