Gubernur Jawa Barat Bercerita soal Nilai-Nilai Kepemimpinan dalam Acara Leadership Night
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id--Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil hadir sebagai pembicara dalam acara Leadership Night tahun 2022, Selasa (20/12/2022) di SBM-ITB Kampus Jakarta. Dalam acara tersebut, Kang Emil membagikan perjalanan kepemimpinannya dalam membangun Jawa Barat.
Acara tersebut dibuka terlebih diawali dengan sambutan dari Pelaksana Tugas Harian (Plt) Direktur Kampus Jakarta, Dr. Yos Sunitiyoso. Ia menyampaikan, SBM ITB membuka kesempatan seluas-luasnya kepada seluruh pihak termasuk civitas akademika, mitra industri, dan pemerintah untuk terus berkolaborasi dengan SBM ITB sesuai semangat “flying together” yang dianut SBM ITB.
Senada dengan hal tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik (WRAM) ITB sekaligus Pelaksana Tugas (Plt.) Dekan SBM ITB, Prof. Jaka Sembiring mengingatkan agar SBM ITB terus menjalin kolaborasi baik dengan pihak eksternal dan internal serta lintas disiplin, agar mampu berperan aktif dalam pemecahan masalah yang ada di masyarakat untuk mempertegas peran ITB dalam memajukan bangsa dan negara.
Prof. Jaka juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap Kang Emil sebagai alumni ITB. In Harmonia Progressio sebagai motto ITB sangat nyata mewarnai perjalanan Ridwan Kamil sebagai alumni ITB dalam memimpin.
Sebagai seorang arsitek dan sempat menjadi dosen di almamaternya, nuansa harmoni dalam memimpin Kota Bandung dan Jawa Barat untuk mencapai kemajuan (progres) bagi Indonesia sangat terlihat diterapkan olehnya. ITB berharap lebih banyak lagi peran alumni seperti beliau mewarnai pengabdian kepada bangsa dan negara, kata Prof. Jaka seperti dikutip dalam rilis yang diterima Humas ITB.
Nilai-Nilai Kepemimpinan dalam Perspektif Ridwan Kamil
Pada kuliah umum yang bertajuk “In Harmonia Progressio: Dari Ganesha Bangun Jabar Juara”, Ridwan Kamil atau Kang Emil menceritakan nilai-nilai kepemimpinan yang dianutnya dan mewarnai perjalanan kariernya sebagai seorang arsitek hingga kemudian terpilih sebagai Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat selama total 9 tahun serta berhasil menyabet 880 penghargaan. Tiga nilai fundamental yang menjadi pedoman Kang Emil, yaitu; Kepemimpinan itu Diniatkan untuk Ibadah, Kekuasaan Sifatnya Hanya Sementara, dan Komitmen untuk Memberikan Manfaat untuk Orang Banyak.
Menurut Kang Emil, seorang pemimpin harus mampu mengukur hasil dan mengevaluasi kemanfaatan dari kepemimpinannya. Ada dua ukuran penting yang dipraktekan oleh Kang Emil. Pertama adalah apakah secara personality (kepribadian), pemimpin dirindukan oleh rakyatnya, di mana hal ini akan ditentukan oleh gestur dan penampilannya. Faktor kepribadian ini menjadi penting karena saat ini seorang pemimpin dipilih oleh rakyatnya lebih karena faktor emosional.
“Saat ini jadi orang pintar saja tidak cukup untuk bisa menjadi seorang pemimpin yang berhasil. Harus mampu dekat dengan rakyatnya,” tutur Kang Emil sembari menceritakan beberapa perubahan pola komunikasi di media sosial yang dilakukannya agar bisa lebih akrab dengan rakyat Jawa Barat.
Namun demikian, di sisi lain ada pengukuran kedua yang tak kalah pentingnya terkait kualitas dari pengambilan keputusannya serta kebermanfaatannya yaitu seberapa besar daya transformasi seorang pemimpin.
Kang Emil pada kesempatan tersebut juga membagikan beberapa kisah keberhasilannya dalam mengarungi situasi krisis Covid-19. Dengan bermodalkan kemampuan adaptif plus optimisme dan selalu positif thinking, pada akhirnya mampu mencetuskan ide-ide inovatif dan melakukan revolusi digital di semua aspek pemerintahan dan kehidupan warga Jawa Barat, baik di kota (smart city) maupun di desa (digital village) termasuk beberapa aplikasi yang sudah diluncurkan untuk meningkatkan produktivitas di berbagai industri misalnya perikanan dan pertanian (e-Fishery, Fish Finder, Drip Irrigation, dan penggunaan Drone untuk penyemprotan pestisida) termasuk peluncuran program Petani Millenial untuk menggalakan kembali industri pertanian di kalangan anak muda.
Di akhir kuliah umumnya, Kang Emil mengajak alumni ITB yang notabene para teknokrat untuk turut serta berkiprah sebagai kepala daerah karena saat ini baru sekitar 1% saja dari total sekitar 500-an kepala daerah (wali kota, bupati, dan gubernur) di seluruh Indonesia yang berasal dari Kampus Ganesha ini.
Kang Emil juga mengingatkan bahwa potensi pengembangan Indonesia ke depan sangat besar terutama di bidang Energi Terbarukan. Namun, di sisi lain terdapat pula tantangan global warming dan berbagai isu terkait sustainability lingkungan yang harus segera diatasi, salah satunya dengan penggunaan Green Energy (yang telah dimulai dengan penggunaan kendaraan listrik). Kang Emil berharap credo dari ITB “In Harmonia Progressio” dapat lebih mewarnai kepemimpinan di Indonesia.
Acara Leadership Night sendiri merupakan acara tahunan yang dilakukan oleh SBM ITB Kampus Jakarta sebagai sarana untuk mendengarkan pandangan dari figur pemimpin dan pengambil kebijakan level nasional atas isu-isu yang tengah terjadi. Acara Leadership Night di tahun-tahun sebelumnya menghadirkan figur terkemuka seperti Kuntoro Mangkusubroto (2010), Jusuf Kalla (2011), Dahlan Iskan(2012), Gita Wirjawan (2013), Anies Baswedan (2014), Basuki Tjahaja Purnama (2015), Sri Mulyani (2016), Boediono (2017), Ignasius Jonan (2018), Susi Pudjiastuti (2019), Nadiem Makarim (2020), dan Budi Gunadi Sadikin (2021).
Dalam acara ini juga terdapat penghargaan yang diberikan kepada mahasiswa, dosen, alumni, dan karyawan terbaik. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian mereka dalam dedikasi kegiatan belajar mengajar SBM ITB.