Guru Besar ITB Pendiri Masjid Salman Toebagus M Soelaiman Wafat

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Rektor ITB Prof. Kadarsah Suryadi (kanan) dan Dekan STEI-ITB Dr. Jaka Sembiring mengangkat keranda peti jenazah alm. Toebagus M Soelaiman.

BANDUNG, itb.ac.id -- Keluarga Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) berduka atas wafatnya Guru Besar pada Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Prof. Toebagus M. Soelaiman. Beliau wafat pada Ahad, 10 Februari 2019 pukul 11.20 WIB di Bandung.


Semasa hidupnya, beliau dikenal sebagai salah seorang pendiri Masjid Salman ITB bersama dengan Achmad Noeman, Achmad Sadali, dan Ajat Sudrajat. Ia lahir 5 Mei 1926 di Jakarta dan telah mengabdikan dirinya di ITB sejak diangkat sebagai dosen pada 1955 dan pensiun pada 1 Juni 1991.

Almarhum wafat pada usia 92 tahun. Pernah menjabat sebagai Kepala Laboratorium Departemen Elektro ITB. Salah satu judul buku yang pernah ia tulis ialah “Berkawan Matahari" yang ditulis pada tahun 2003. Selain di ITB, beliau juga pernah menjabat sebagai  Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedutaan RI di Washington DC. 

Sebelum dikebumikan, almarhum disalatkan terlebih dulu di Masjid Salman ITB dan dilakukan pelepasan jenazah di Aula Barat ITB pada Senin (11/2/2019) pagi oleh Rektor ITB Prof. Kadarsah Suryadi beserta segenap civitas akademika. Turut hadir pada pelepasan jenazah yaitu Rektor Unisba, Rektor-Rektor ITB terdahulu, Wakil Rektor, Dekan, serta segenap civitas akademika ITB dan keluarga almarhum. Almarhum dikebumikan di pemakaman Cibarunai.


Dekan STEI-ITB Dr. Jaka Sembiring menyampaikan, rasa duka yang dalam atas berpulangnya guru sekaligus orang tua di STEI ITB. Dalam sambutannya, ia juga mengatakan sejarah singkat mengenai karier almarhum.

Pada masa kemerdekaan, almarhum sudah mulai mengajar dengan menjadi guru matematika dan fisika di beberapa SMP swasta dan negeri. Kemudian juga menulis buku dan membuka kursus bahasa pada tahun 1945. 

Pada 1949, telah mengarang buku tentang Fisika dan mendapat beasiswa dari India Bengalengineering College Calcutta University. Kemudian pada 1955 meraih gelar M.Sc.EE Degree dari Lehigh University dan menjadi dosen ITB.

Sementara itu, Rektor ITB dalam sambutannya menyampaikan, ITB sangat kehilangan salah seorang guru sejati dan yang sangat kami hormati. "Kita hadir di sini untuk memberikan penghormatan terakhir melalui pelepasan jenazah, sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasa, dharma bakti, serta pengabdian almarhum kepada ITB negara dan bangsa semasa hidupnya," kata Rektor.



"Pada kesempatan ini, saya atas nama keluarga besar ITB menghaturkan duka cita yang mendalam kepada keluarga besar almarhum, semoga Allah SWT menerima amal ibadahnya dan mengampuni segala dosa-dosanya dan semoga almarhum mendapat tempat yang terbaik dan tempat yang mulia di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," sambutnya.

Dari pihak keluarga almarhum, yang diwakili oleh Tubagus Ahmad Mutawakkil  menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar ITB atas penghormatan terakhir kepada almarhum sebelum dikebumikan. Menurutnya, sosok almarhum adalah ayah yang selalu mendidik anak-anaknya dengan sangat baik sampai akhir hayatnya. "Meskipun sakit, beliau tetap semangat dan memberikan secercah senyum. Hal-hal itu yang membuat kami semangat menjaga beliau," katanya.