Hari Perancis di ITB : Eksibisi Pendidikan, Penelitian dan Kebudayaan Perancis

Oleh

Editor

7 Mei 2005, Sabtu pagi yang cerah dan hari libur bagi civitas ITB. Namun ada yang berbeda dari hari libur biasanya. Lokasi Plaza Widya ITB diramu sedemikian seolah-olah pengunjung berada di salah satu Kota di Perancis. Poster-poster berbahasa Perancis, alunan musik Perancis, lukisan-lukisan sudut kota Perancis dan banyak orang lalu lalang dengan bahasa Perancis. Bahkan sebuah “Mernara Eifel” berdiri tegak di depan Tugu Sukarno. Pemandangan yang aneh untuk hari libur ITB. Sabtu itu ITB bekerja sama dengan pihak Kedutaan Perancis, beberapa perusahaan internasional Perancis,lembaga-lembaga kebudayaan dan pendidikan perancis, mengadakan “Journee Francaise a l’ITB”. Sebuah bentuk acara yang dikemas menarik menggabungkan informasi kebudayaan, pendidikan dan industri perancis. Tidak hanya pameran dan pajangan. 5 ruangan kelas di Oktagon juga digunakan sebagai tempat presentasi 10 lembaga dan perusahaan yang hadir pada acara tersebut. Sesi yang amat menarik perhatian pengunjung “Francaise Day”. Sayangnya tidak semua presentasi bisa diikuti. Lima kelas tersebut secara bersama memulai acara tepat 09.00 WIB, setelah dibuka oleh Rektor ITB Prof. Dr. Djoko Santoso dan Mr. Laurent Vergain dari CCF Bandung. Para pengisi presentasi tersebut adalah : French Embassy, Edufrance, SAGEM, TOTAL, IRD, CIRAD, Carrefour, SNCF International, THALES, CLS Argos. Selepas dari kelas-kelas Oktagon, para hadirin dapat menyaksikan pameran yang digelar di Plaza Widya. Beberapa perusahaan yang mengikuti pameran ini sebenarnya sudah familiar bagi civitas akademika ITB, seperti Total, Welltekindo-Geoservices, Sagem, Danone dan Carrefour. Turut pula hadir beberapa perusahaan Perancis yang telah lama menglalang buana di Industri Nasional Indonesia, yaitu Thales, Peugeot, CIRAD, IRD. Indonesia France Commerce Chambre of Industry (IFCCI-Kamar Dagang Indonesia Perancis). Selain pameran pendidikan dan industri, juga menampilkan berbagai lembaga kebudayaan Indonesia Perancis yaitu CCF, Alliance France, Pusat Pertukaran Kebudayaan Indonesia Perancis (PPKIP). Lukisan-lukisan berarsitektur Perancis, dipajang di bagian barat Plaza Widya, bahkan para pelukisnya masih menyempatkan melukis secara langsung di arena pameran memenuhi keinginan para hadirin. Di sisi Timur Plaza Widya, di area lapangan rumput antara Departemen Farmasi dan Departemen Elelektro, digelar pula sebuah permainan khas tradisional Perancis, “Pentaque”. Permainan ini berupa uji ketangkasan dalam melempar bola-bola besi. Peraturan permainan sangat sederhana. Peserta game melempar bola besi seukuran tinju manusia sebisa mungkin mendekati sebuah bola pastik kecil yang telah ditempatkan lebih dulu. Pemenang dalam satu ronde pelemparan ditentukan oleh bola besi yang terdekat dengan bola plastik. Sederhana namun sangat menarik. Permainan yang serupa dengan salah satu permainan kalangan bangsawan inggris ini, biasanya di mainkan sebagai “game persahabatan”. Sebagaimana dijelaskan salah seorang panitia lomba, Perancis tidak mengenal perbedaan ras, dan kelas-kelas sosial setelah revolusi Perancis. Jeda Acara berhenti sesaat di siang hari untuk istirahat makan. Makan siang ala perancis dilaksanakan di Aula Timur dengan para undangan sebagian besar adalah Alumni ITB yang pernah bersekolah di Perancis. Alunan musik Perancis lembut dan ceremonial tukar cenderamata dari perwakilan Kedutaan Perancis-Indonesia dan ITB mewarnai acara makan siang tersebut. Beberapa mahasiswa terlihat lalu lalang memakai seragam kaos biru panitia berlambangkan bender Indonesia-Perancis. Acara tersebut memang melibatkan banyak pihak dalam penyelenggaraannya. Para alumni dan relasi hingga perusahaan besar yang hadir mencoba untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk mahasiswa dan civitas akademika lainnya. Hingga jelang sore hari Plaza Widya masih diramaikan oleh pengunjung Pameran. Bahkan ada yang sekedar datang untuk menikmati susana sore Plaza Widya ITB ditemani alunan musik dari panggung. Pentaque masih terus dimainkan, bahkan penontonnya bertambah ramai. Salah seorang alumni mengakui animo dari pengunjung luar biasa utnuk acara yang baru pertama kali digelar ini. Semoga tahun-tahun beriktunya acara serupa masih bisa terus digelar. Sabtu sore yang cerah dan akhir pekan bagi civitas ITB. Namun ada yang berbeda dari hari libur biasanya ITB. Menara Eifel.