HUT ke-21: SBM ITB Kolaborasi dengan Komunitas Lokal, Lestarikan Lingkungan di Bandung
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id - Dalam rangka perayaan hari ulang tahun ke-21, Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) mengadakan uji coba lima destinasi ekowisata serta pusat kegiatan komunitas lokal pada Jumat (31/1/2025). Kegiatan ini melibatkan dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan SBM ITB.
Komunitas yang berpartisipasi tergabung dalam Circular Dago, sebuah inisiatif bersama yang bertujuan membangun ekonomi sirkular di Bandung. Dekan SBM ITB, Prof. Dr. Ir. Ignatius Pulung Nurprasetio, M.SME., menegaskan komitmennya untuk terus berkolaborasi dengan komunitas lokal demi menciptakan kerja sama berkelanjutan antara akademisi dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi SBM ITB dalam mendukung keberlanjutan lingkungan.
Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., turut mendukung inisiatif ini dan menekankan bahwa kolaborasi tersebut sejalan dengan misi ITB. "Saya ingin ITB menjadi universitas yang unggul dan memberikan dampak nyata, dan SBM ITB telah menjalankan harapan tersebut," ujarnya.
Salah satu program utama dalam kegiatan ini adalah SurGa Hijau (Susur Gang Hijau), di mana sekitar 100 civitas akademika SBM ITB bersama 50 anggota komunitas Circular Dago berjalan sejauh 5,9 kilometer menyusuri gang-gang kecil yang menjadi pusat aktivitas komunitas lokal.
Kegiatan ini berlangsung di kawasan Dago dan Babakan Siliwangi, melibatkan berbagai komunitas seperti Pokja Eling, Tanggulan Hejo, Dabaresih, Kampung Tjibarani, Kampung Serlok, dan Sanggar Olah Seni. Salah satu lokasi yang dikunjungi adalah Bank Sampah Dabaresih, tempat warga Dago Barat mengelola sampah untuk didaur ulang dan dijadikan pakan maggot BSF. Selain mengolah sampah, komunitas ini juga aktif mengedukasi warga tentang pentingnya kesadaran lingkungan.
Perjalanan SurGa Hijau berakhir di Kampung Serlok dengan kegiatan pelepasan ikan endemik Jawa Barat ke Sungai Cikapundung. Dekan SBM ITB dan timnya melepaskan 250 ekor ikan nilem yang sebelumnya telah punah dari sungai tersebut. Selain itu, burung endemik juga dilepas di kawasan hutan kota Tahura sebagai bagian dari upaya konservasi.
Sebagai simbol komitmen terhadap pelestarian lingkungan, Rektor ITB dan Dekan SBM ITB menanam lima bibit pohon karet di belakang Sanggar Olah Seni. Pohon karet dipilih karena manfaatnya dalam mencegah erosi, menjaga ketersediaan air tanah, dan menurunkan suhu lingkungan.
Ketua Panitia, Melia Famiola, yang juga merupakan dosen SBM ITB, menjelaskan bahwa SBM ITB berperan sebagai pelopor dalam menghubungkan komunitas Circular Dago serta mengintegrasikan kegiatan ini ke dalam pembelajaran mahasiswa, pendidikan, pengabdian masyarakat, dan riset.
Rangkaian acara HUT ke-21 SBM ITB ditutup dengan Pesta Rakyat, yang menampilkan pertunjukan seni tradisional dan modern oleh murid-murid sanggar seni sekitar kampus. Perayaan ini bukan sekadar peringatan hari jadi, tetapi juga wujud nyata upaya SBM ITB dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.