Ide Desain Inovatif Tim TakTis ITB untuk Terminal Binjai: Perpaduan Keberlanjutan, Budaya Lokal, dan Teknologi Terbaru

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

Dok.ITB/Yohana Aprilianna

BANDUNG, itb.ac.id - Empat mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung (PWK ITB) meraih prestasi dalam kompetisi UK Pacts Future Cities Competition: Reimagining Terminal Binjai Design Competition pada Rabu (28/3/2024). Keempat mahasiswa tersebut adalah Anugrah Ambia (15421095), Muhammad Farhan Adam (15421078), Salma Sari Juliani (15421101), dan Yohana Aprilianna (15421056).

Kompetisi ini merupakan kolaborasi antara UK PACT Future Cities dengan Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara melalui program Transportasi Inklusif dan Rendah Karbon yang dijalankan oleh Stockholm Environment Institute, York University, Clean Air Asia, Pustral UGM, dan UN Environment Programme.

Tujuan diselenggarakannya kompetisi ini untuk mengajak para peserta mengeksplorasi ide-ide inovasi lewat kekuatan desain, yang dapat mengubah wajah Terminal Binjai menjadi area yang lebih inklusif dan ramah lingkungan. Termasuk bagi masyarakat sekitar untuk mengakses transportasi publik perkotaan.

“Pada jurusan perencanaan wilayah dan kota kami belajar urban design dan transportasi sehingga kami tertarik untuk mengaplikasikan ilmu kami melalui lomba ini. Lomba ini juga membawa konsep tactical urban design atau desain taktis yang cukup menarik dan menantang dalam menciptakan desain yang efektif dan efisien,” ucap Farhan.

Dok.ITB/Yohana Aprilianna

Pada kompetisi ini, Tim TakTis membawakan solusi utama dengan tema Eco-Neo Vernakular. Eco berarti adanya keterlibatan lingkungan sehingga menghasilkan bangunan yang berkelanjutan. Kemudian, Neo Vernakular yang berarti adanya karya modern namun tetap mempertahankan ciri khas kebudayaan lokal.

Lebih lanjut, Ambia menjelaskan bahwa konsep yang dibawakan diharapkan selaras dengan kebutuhan setempat sehingga Tim TakTis mencoba mengenal dan mendalami karakteristik tempat dan konteks masyarakat lokal. Dengan keterbatasan akses untuk survei langsung, Tim TakTis mengandalkan riset terhadap data sekunder seperti brief desain dan hasil transect walk penyelenggara lomba serta data-data yang dipublikasikan secara daring.

Dok.ITB/Yohana Aprilianna

“Kami juga mencoba mem-breakdown persoalan pokok dari aspek spasial, sosial hingga finansial serta melihat korelasinya dengan kriteria penilaian panelis agar dapat merancang alternatif solusi yang efektif, tepat guna, kontekstual, feasible dan tetap berdasarkan koridor konsep Tactical Urbanism yang diusung penyelenggara," ucap Ambia

Strategi desain yang dibawakan Tim TakTis memiliki 11 aksi, antara lain:
1. Memaksimalkan ruang yang tersedia
2. Menggunakan barang bekas
3. Melakukan pendekatan desain biofilik
4. Mengintegrasikan jalur pejalan kaki dan rambu yang jelas
5. Inklusif untuk masyarakat disabilitas
6. Mengangkat budaya lokal dari Kota Binjai
7. Mengadaptasi teknologi terbaru
8. Bersih dan aman
9. Memiliki fasilitas untuk penumpang
10. Efisiensi biaya
11. Kerja kolaboratif

“Hal yang paling berkesan tentunya selama proses pengerjaan desain, karena kebetulan kita baru selesai mata kuliah tapak dan cukup bisa mengimplementasikan hal yang kita pelajari di kelas ke ide kita. Selain itu, kebersamaan saat ngerjainnya juga tidak kalah berkesan,” tutup Salma.

Reporter : Yohana Aprilianna (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)