Imelda Rosalin, Alumnus ITB yang Hidupkan Jazz di Konser Salamander Big Band
Oleh Merryta Kusumawati - Mahasiswa Teknik Geodesi dan Geomatika, 2025
Editor Anggun Nindita
Imelda Rosalin, pada event Jazz Aula Barat (dok. Humas ITB)
BANDUNG, itb.ac.id - Dentingan swing, gebyar brass section, dan alunan vokal meriah memenuhi Aula BP Sangkuriang, Bandung, Minggu (21/9/2025). Malam itu, Salamander Big Band (SBB) merayakan hari jadinya yang ke-19. Perayaan ini terasa istimewa karena bukan sekadar konser, melainkan pertemuan hangat para musisi, alumni, dan penikmat jazz.
Di balik meriahnya panggung, ada sosok yang turut memegang peranan penting. Dia adalah Imelda Rosalin, alumnus Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1989. Sebagai co-founder sekaligus Wakil Ketua SBB, Imelda terlibat langsung dalam perencanaan hingga pelaksanaan konser.
“Untuk konser 19th anniversary saya turut membantu mengoordinasi latihan, perencanaan, dan pelaksanaan acara,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa semua proses dilakukan secara kolaboratif bersama tim pengurus, para pemain, penyanyi, serta dukungan KLCBS dan relawan dari Sekolah Tinggi Desain Indonesia serta ITB.
Duet Spesial “The Girl from Ipanema”

Salah satu momen yang paling ditunggu malam itu adalah peluncuran video musik The Girl from Ipanema karya Antonio Carlos Jobim. Lagu ini diaransemen oleh Roger Holmes dan dibawakan Imelda berduet dengan MS Hidayat atau akrab disapa Pak Hi.
“Ide ini saya lontarkan ke Pak Hi di akhir Juni 2025 dan langsung diiyakan,” cerita Imelda.
Proses rekaman pun berlangsung cepat. Band direkam pada 26 Agustus di Bandung, sementara vokal direkam 5 September di rumah Pak Hi di Jakarta, dengan dukungan musisi Chaka Priambudi dan mixing oleh Ari Renaldi.
“Pagi setup, siang sudah beres. Prosesnya sangat menyenangkan,” kenang Imelda.
Perjalanan Panjang Bersama Jazz
Kecintaan Imelda terhadap jazz tumbuh sejak kecil. Ia belajar piano klasik sejak SD, lalu bergabung dengan Elfa Music Studio pada 1984. Sejak SMA, ia sudah bermain di band jazz Four Brothers, dan berlanjut saat kuliah di ITB.
Selain aktif di SBB sejak 2006, Imelda juga merilis album Di Ladang Stroberi (2002). Meski profesinya adalah perencana kota, musik tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya.
“Walaupun pekerjaan cukup padat, saya tetap menyempatkan waktu untuk main musik supaya pikiran tetap segar dan rileks,” ujarnya.
Jejak Kampus dan Dukungan Alumni

Pengalaman kuliah di ITB juga memberi pengaruh besar pada perjalanan musik Imelda.
“Di masa kuliah saya sering konser dan mengorganisasi konser jazz,” kenangnya.
Kegiatan seperti Faculty Jazz Hour, unit Apres, hingga Marching Band Waditra Ganesha, menjadi sarana belajar sekaligus memperkenalkannya pada format big band.
Imelda menekankan pentingnya dukungan komunitas alumni terhadap seni dan budaya.
“ITB mengusung pilar sains, teknologi, seni, dan humaniora. Seni melatih kecerdasan intuisi, bukan hanya intelektual,” ujar Imelda, mengutip pesan seniman Sunaryo (alumni SR ITB 1962).
Rencana Mendatang
Imelda pun memastikan semangat jazz di kampus ITB terus berlanjut. “Jazz Aula Barat ke-9 akan digelar 22 November 2025 bersama unit ITB Jazz,” ujarnya.
Selain itu, ia juga tengah merencanakan program Musik Sore bersama Unit Apres dengan genre musik yang lebih beragam.
Konser 19 Tahun Salamander Big Band menjadi lebih dari sekadar perayaan musik. Ia menjadi bukti sinergi antara seni, komunitas akademik, dan alumni. Bagi Imelda Rosalin, jazz adalah jembatan antara sains, teknologi, dan kemanusiaan, serta turut menghadirkan harmoni yang membentuk manusia seutuhnya.








