Inspirasi Dongskar Pedongi, Cetak Prestasi dari Kompetisi
Oleh Hastri Royyani
Editor Hastri Royyani
SURABAYA, itb.ac.id - Suasana bahagia meliputi kontingen ITB saat pengumuman final Gemastik 2011. ITB berhasil meraih dua emas, dua perak, dan tiga perunggu pada kejuaraan ini. Dongskar Pedongi dari Informatika ITB mendapatkan medali emas untuk kategori pemrograman. Beranggotakan tiga mahasiswa Informatika dari tiga angkatan yang berbeda yaitu Gregorius Ronny Kaluge (2008), Irvan Jahja (2009), dan Christianto Handojo (2010), Dongskar Pedongi berhasil menjawab semua kasus yang diberikan oleh panitia dengan sempurna.
Untuk masuk ke putaran final Gemastik 2011, Dongskar Pedongi bersama 20 tim lainnya harus menyisihkan 276 peserta lain yang juga mendaftar pada kategori pemrograman dalam ajang yang digelar di Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya ini. Meraih hasil sempurna pada kompetisi nasional ini bukan tanpa kerja keras dan perjuangan. Pengalaman para anggota laskar Dongskar Pedongi mengikuti berbagai kompetisi mengantarkan mereka mendapat hasil sempurna pada kejuaraan ini.
Dibalik Prestasi Laskar Dongskar Pedongi
Dongskar Pedongi terbentuk saat ketiganya tergabung dalam komunitas Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) Biro ITB. Banyak prestasi yang telah diukir tim ini, diantaranya: juara 1 Compfest 2011, juara 1 ACM Internasional Collegiate Programming Contest (ICPC) Jakarta, juara 1 ACM-ICPC Asia Programming Contest di Kanpur, India.
Banyak pula prestasi yang ditorehkan oleh ketiganya sejak SMA hingga kini. Ronny, menjadi juara di Arkavidia, ACM ICPC, Compfest 2011. Irvan menjuarai berbagai kompetisi seperti Google Code Jam, International Olympiad in Informatics 2008 (IOI), Yandex Algorithm, dan Asia Pacific International Olympiad (APIO). Serta Chris yang berhasil menjuarai Compfest 2011, IOI 2009, dan IOI 2010.
Dibalik semua kesuksesan, mereka juga pernah mengalami kegagalan. Ada cerita menarik dari Irvan ketika mengikuti Google Code Jam 2010. "Saya sebenarnya termasuk ke dalam 25 orang yang lolos ke babak final. Namun, karena ada peraturan yang tidak membolehkan pegawai google untuk masuk babak final akhirnya saya didiskualifikasi oleh panitia," terang Irvan yang pada 2010 sedang bekerja untuk Google.
Lain Irvan, lain lagi Chris. Chris yang sering menjuarai kompetisi pemrograman ternyata pernah kurang beruntung pada suatu kompetisi. "Pada IOI di Bulgaria, saya membuat kesalahan fatal sehingga poin saya kurang 2 untuk lolos ke babak selanjutnya," ujar Chris.
Hobi dan Kebiasaan
Prestasi yang ditorehkan oleh ketiga mahasiswa ini ternyata didukung oleh hobi yang tidak jauh dari kegiatan olah pikir. Membaca buku dan bermain catur adalah hobi yang disukai Ronny dan untuk menyalurkan hobinya, Ronny bergabung dengan unit Percama ITB. Membaca buku juga menjadi hobi Chris, "Saya suka membaca buku yang berkaitan dengan pemrograman seperti Introduction to Algorithm karena menunjang perkuliahan dan lomba," terang Chris.
Selain hobi, kemampuan mengatur waktu yang baik menjadi suatu karakter khas dari ketiganya. Ronny menuturkan, "Untuk mengatur waktu saya biasa menuliskan semua agenda saya di laptop." Untuk mengatur waktu, Chris lebih menekankan untuk tidak menunda tugas. "Mengulang pelajaran yang diberikan di kelas dan membaca 5 halaman text-book untuk materi yang akan datang juga penting," ungkap Chris berbagi strategi belajarnya.
Di akhir percakapan, Dongskar Pedongi berbagi kunci sukses meraih prestasi di berbagai kompetisi untuk seluruh mahasiswa. "Baca dan pelajari lebih banyak dari apa yang sudah seharusnya kita pelajari di kuliah," ujar Chris. Irvan menambahkan, "Berikan sesuatu yang lebih agar menjadi expert dalam suatu bidang, bila itu dilakukan prestasi pasti akan mengikuti."
Oleh: Muhammad Hanif
Dibalik Prestasi Laskar Dongskar Pedongi
Dongskar Pedongi terbentuk saat ketiganya tergabung dalam komunitas Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) Biro ITB. Banyak prestasi yang telah diukir tim ini, diantaranya: juara 1 Compfest 2011, juara 1 ACM Internasional Collegiate Programming Contest (ICPC) Jakarta, juara 1 ACM-ICPC Asia Programming Contest di Kanpur, India.
Banyak pula prestasi yang ditorehkan oleh ketiganya sejak SMA hingga kini. Ronny, menjadi juara di Arkavidia, ACM ICPC, Compfest 2011. Irvan menjuarai berbagai kompetisi seperti Google Code Jam, International Olympiad in Informatics 2008 (IOI), Yandex Algorithm, dan Asia Pacific International Olympiad (APIO). Serta Chris yang berhasil menjuarai Compfest 2011, IOI 2009, dan IOI 2010.
Dibalik semua kesuksesan, mereka juga pernah mengalami kegagalan. Ada cerita menarik dari Irvan ketika mengikuti Google Code Jam 2010. "Saya sebenarnya termasuk ke dalam 25 orang yang lolos ke babak final. Namun, karena ada peraturan yang tidak membolehkan pegawai google untuk masuk babak final akhirnya saya didiskualifikasi oleh panitia," terang Irvan yang pada 2010 sedang bekerja untuk Google.
Lain Irvan, lain lagi Chris. Chris yang sering menjuarai kompetisi pemrograman ternyata pernah kurang beruntung pada suatu kompetisi. "Pada IOI di Bulgaria, saya membuat kesalahan fatal sehingga poin saya kurang 2 untuk lolos ke babak selanjutnya," ujar Chris.
Hobi dan Kebiasaan
Prestasi yang ditorehkan oleh ketiga mahasiswa ini ternyata didukung oleh hobi yang tidak jauh dari kegiatan olah pikir. Membaca buku dan bermain catur adalah hobi yang disukai Ronny dan untuk menyalurkan hobinya, Ronny bergabung dengan unit Percama ITB. Membaca buku juga menjadi hobi Chris, "Saya suka membaca buku yang berkaitan dengan pemrograman seperti Introduction to Algorithm karena menunjang perkuliahan dan lomba," terang Chris.
Selain hobi, kemampuan mengatur waktu yang baik menjadi suatu karakter khas dari ketiganya. Ronny menuturkan, "Untuk mengatur waktu saya biasa menuliskan semua agenda saya di laptop." Untuk mengatur waktu, Chris lebih menekankan untuk tidak menunda tugas. "Mengulang pelajaran yang diberikan di kelas dan membaca 5 halaman text-book untuk materi yang akan datang juga penting," ungkap Chris berbagi strategi belajarnya.
Di akhir percakapan, Dongskar Pedongi berbagi kunci sukses meraih prestasi di berbagai kompetisi untuk seluruh mahasiswa. "Baca dan pelajari lebih banyak dari apa yang sudah seharusnya kita pelajari di kuliah," ujar Chris. Irvan menambahkan, "Berikan sesuatu yang lebih agar menjadi expert dalam suatu bidang, bila itu dilakukan prestasi pasti akan mengikuti."
Oleh: Muhammad Hanif