ISMOA ke-9 : Kenalkan Aplikasi Optik Modern untuk Meningkatkan Kesejahteraan Hidup

Oleh Shabrina Salsabila

Editor Shabrina Salsabila

BANDUNG, itb.ac.id - Program studi Fisika ITB bekerja sama dengan Himpunan Optika Indonesia (HOI) untuk kesembilan kalinya kembali menyelenggarakan International Symposium on Modern Optics and Its Application (ISMOA). Simposium yang telah diselenggarakan pada Selasa-Kamis (25-27/06/13) di Auditorium CC Timur ini diawali oleh tutorial mengenai optik pada Senin (24/06/13) di Ruang Seminar Departemen Fisika ITB. Dalam simposium ini para peneliti saling berbagi hasil penelitiannya dalam bidang optik modern beserta aplikasinya dalam teknologi yang berguna bagi berbagai bidang seperti pada bidang komunikasi dan kesehatan.

Optik modern sendiri berbeda dengan optik yang biasa dikenal dalam kehidupan sehari-hari seperti lensa kacamata atau teleskop yang bersifat makroskopis (dapat dilihat dengan mata telanjang  -red). Optik modern digunakan untuk mengendalikan cahaya dalam ukuran mikroskopis dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika.

"Salah satu aplikasi dari penelitian optik modern dalam bidang kesehatan adalah plasmonics yang dapat diterapkan untuk menghasilkan nanopartikel non logam yang ukurannya berkisar 100 kali lebih kecil dari sehelai rambut manusia yang kemudian pada bagian luarnya diselubungi oleh antibodi yang akan mengikat satu virus tertentu di dalam tubuh manusia, " ujar Alexander A. Iskandar, Ph.D, ketua panitia penyelenggara ISMOA ke-9 yang juga merupakan dosen program studi Fisika ITB.


ISMOA ke-9 yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2001 ini mengundang 16 ilmuwan dari universitas dan pusat penelitian dalam dan luar negeri yang mempresentasikan topik-topik sesuai dengan keahliannya masing-masing. Diantara pembicara tersebut adalah Benjamin J. Eggleton dari Central of Ultrahigh bandwidth Device for Optical System (CUDOS), pusat penelitian optik modern di Australia, yang membahas mengenai pemanfaatan interaksi suara dan cahaya pada sirkuit yang berukuran nano. Selain itu juga anggota kehormatan dari asosiasi profesional dalam inovasi teknologi yang berpusat di New York, Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), turut hadir dalam simposium ini.

Berdasarkan pemaparan Alex banyak peserta yang sangat terkesan dengan acara ISMOA ini karena pada simposium ini terbentuk suasana kekeluargaan antara para ilmuwan dan juga topik yang diangkat pada simposium cukup luas sehingga para ilmuwan dapat saling mengetahui hasil penelitian dari ilmuwan lainnya, misalnya para ahli plasmonics dapat mengetahui perkembangan dari penelitian laser. Pada ISMOA tahun ini juga para peserta simposium diperkenalkan pada kesenian tradisional Jawa Barat yang ditampilkan pada acara gala dinner di Galeri Lawangwangi pada Selasa (25/06/13).

Dengan adanya simposium ini diharapkan dapat membuat bidang optic lebih berkembang dan dikenal di Indonesia. "Saya juga berharap dengan ISMOA ini dapat terjalin networking antar para peneliti sehingga penelitian bersama antar negara dapat terus terlaksana," tutup Alex.