ITB Bagikan Pengalaman Pengelolaan Kampus Cirebon dalam Rapat Koordinasi PSDKU

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

CIREBON, itb.ac.id — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menggelar Rapat Koordinasi Pengelolaan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU), Sabtu (11/11/2023). Bertempat di ITB Kampus Cirebon, acara tersebut mengundang puluhan rektor dan perwakilan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia untuk saling berdiskusi dan mempelajari konsep pengelolaan multikampus melalui best practice yang dilakukan ITB.

Pihak ITB memaparkan sejumlah hal terkait pembangunan fasilitas serta operasionalisasi ITB Kampus Cirebon yang disampaikan oleh Direktur Direktorat Pengembangan, Dr. Eng. Andi Cakravastia Arisaputra Raja, S.T., M.T. dan Direktur ITB Kampus Cirebon, Dr. Ir. Iwan Kustiwan, M.T.

Menurut Dr. Andi Cakravastia, titik awal pembangunan ITB Kampus Cirebon dimulai pada tahun 2016 dengan adanya penandatanganan MoU antara Kemendikbudristek, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Cirebon, dan ITB. Tindak lanjut MoU tersebut adalah dihibahkannya tanah seluas 30 hektare di Arjawinangun dari Pemerintah Kabupaten Cirebon kepada ITB. Setahun kemudian pembangunan fisik mulai dilakukan. Pada tahun 2022, ITB Kampus Cirebon beroperasi untuk mendukung kegiatan perkuliahan.

“Proses pembangunan ITB Kampus Cirebon ini sangat singkat dengan tantangan yang luar biasa terkait pandemi, pendanaan, dan sebagainya,” ujarnya.

Pembangunan tahap 1 difokuskan pada lahan seluas 13 hektare di Desa Kebonturi sebelum nantinya masuk pada pembangunan tahap 2 dengan 17 hektare sisanya di Desa Geyongan. Pengadaan fasilitas-fasilitas baru terus dikejar dengan mengacu pada masterplan pembangunan ITB Kampus Cirebon yang diturunkan dari rencana induk serta rencana strategis ITB. Dalam hal ini, Pemprov Jawa Barat turut memberikan bantuan dalam upaya pembangunan fasilitas melalui pendanaan secara berkala. Dalam waktu dekat ITB berencana menambah tiga atau empat program studi baru di Kampus Cirebon dengan disertai penambahan fasilitas, antara lain tower asrama, tempat ibadah, serta GOR dan pusat kebugaran.

   

Sejalan dengan hal ini, Dr. Iwan mengatakan bahwa hadirnya ITB Kampus Cirebon merupakan perwujudan mandat dari Perpres Nomor 87 Tahun 2021 tentang Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan. Maka dari itu, kerja sama ITB dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten dalam hal pembangunan ITB Kampus Cirebon dinilai sebagai sebuah langkah strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan di Kawasan Rebana.

ITB memegang komitmen atas kerja sama yang terjalin melalui prioritas penerimaan mahasiswa Kampus Cirebon dengan kuota minimum 50 persen lulusan sekolah menengah asal Jawa Barat terutama wilayah Ciayumajakuning. Selain itu, kegiatan studi maupun proyek mahasiswa dan dosen sebisa mungkin diarahkan ke sekitar Ciayumajakuning sebagai upaya akselerasi pembangunan di kawasan tersebut.

“Karena sudah banyak diberi hibah dan bantuan dari pemerintah daerah, maka harus dikembalikan dalam bentuk kolaborasi dan kontribusi pembangunan,” ujar Dr. Iwan.

Seluruh proses perkuliahan di ITB Kampus Cirebon selalu diupayakan memiliki atmosfer akademik yang sama dengan ITB Kampus Ganesha untuk menjamin kesetaraan multikampus dengan kampus utama. Koordinasi pelaksanaan proses pembelajaran di kedua kampus juga sering dilakukan melalui kelas paralel. Kendati demikian, sejumlah dosen masih harus ulang alik dari ITB Kampus Ganesha ke Cirebon dan sebaliknya untuk keperluan pengajaran karena masih terbatasnya dosen yang khusus mengampu mata kuliah di Kampus Cirebon.

Pembangunan ITB Kampus Cirebon dari sisi infrastruktur, institusi, dan tata kelola dilakukan untuk dapat mengakomodasi 10.000 mahasiswa dari 22 program studi yang akan menempati kampus ini nantinya. Proses penambahan program studi serta kuota mahasiswa dilakukan secara bertahap seiring pembangunan fisik di lingkungan kampus. Sementara itu, mahasiswa yang saat ini sudah berada di Kampus Cirebon berjumlah sekitar 900 orang yang terdiri atas mahasiswa tingkat dua hingga tingkat akhir dari 7 program studi di 5 fakultas.

“Setahun belakangan ini aktivitas mahasiswa di Cirebon sudah luar biasa. Tentu saja menjadi mahasiswa multikampus tidak berarti menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang),” ujar Dr. Iwan.

Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)

Editor: M. Naufal Hafizh