ITB dan BPIP Selenggarakan “Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities”
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan simposium dan konferensi internasional. Kegiatan tersebut diselenggarakan sebagai hasil kerja sama antara Direktorat Pengkajian Kebijakan, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dengan Kelompok Keahlian Ilmu Ilmu Kemanusiaan, Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.
Rangkaian acara simposium yang akan berlangsung selama tiga hari ini resmi dimulai pada Kamis, 3 November 2022 di Aula Campus Center Timur ITB.
Hari pertama simposium dan konferensi internasional dibuka langsung oleh Menteri Hukum dan HAM, Prof. Yasonna Hamonangan Laoly, S.H., M.Sc., Ph.D., yang mewakili Presiden Republik Indonesia secara daring.
Kegiatan ini pun dihadiri Sekretaris Dewan Pengarah BPIP Indonesia, Mayor Jenderal Purnawirawan Wisnu Bawa Tenaya, Kepala BPIP Prof. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., M.Pd., Staf ahli Mendikbud, Prof. Doktor. H. Muhammad Adlin Sila, M.A., Ph.D., yang mewakili Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Prof. Dr. Ing. Widjaja Martokusumo, selaku Sekretaris Institut yang mewakili Rektor ITB, para pejabat tinggi Madya dan Pratama dari BPIP, dan seluruh jajaran narasumber dan peserta.
Acara dimulai dengan pemaparan laporan pelaksanaan simposium dan konferensi oleh Direktur Pengkajian Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila, Doktor Muhammad Sabri, M.A. Dia mengatakan, kegiatan yang dihadiri oleh ilmuwan akademik, berbagai pusat studi pancasila, kementerian, dan banyak pihak lain ini adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kedudukan Pancasila sebagai paradigma ilmu pengetahuan, khususnya pada disiplin ilmu-ilmu kemanusiaan.
Selain itu, beliau juga memaparkan bahwa hasil dari simposium yang berlangsung selama tiga hari ini akan menjadi rujukan kebijakan bagi Presiden RI terkait pembangunan smart society di Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Prof. Dr. Ing Widjaja Martokusumo selaku Sekretaris Institut ITB, dalam sambutannya menekankan bagaimana ITB sebagai institusi tidak hanya berfokus pada pengembangan teknologi, sains, dan seni, tetapi juga terlibat dan aktif berpartisipasi dalam aktivitas kolaborasi dengan banyak pihak yang berhubungan dengan kemanusiaan melalui KK Ilmu Ilmu Kemanusiaan di FSRD.
Beliau memaparkan bahwa kolaborasi dengan BPIP ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk merumuskan tantangan, peluang, dan inovasi yang diperlukan untuk membangun kehidupan smart society di Indonesia.
Prof. Yasonna Hamonangan Laoly, S.H., M.Sc., Ph.D., yang hadir secara daring mengucapkan apresiasi yang besar kepada BPIP, ITB, dan seluruh pemangku kepentingan yang terlibat atas terselenggaranya kegiatan simposium dan konferensi yang bertujuan untuk merumuskan hal-hal penting yang berlandaskan Pancasila dalam rangka mempersiapkan smart society 5.0.
Acara Symposium on State Ideology and International Conference in Digital Humanities ini kemudian resmi dimulai setelah Menteri Hukum dan HAM menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat menginspirasi kegiatan-kegiatan selanjutnya di masa yang akan datang.
Reporter: Fajris Zahrotun Nihayah (Fisika, 2020)