ITB Gelar Sidang Terbuka PPMB Program Doktor, Magister, dan Program Profesi Semester II 2019/2020
Oleh Vera Citra Utami
Editor Vera Citra Utami
BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan Sidang Terbuka Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Program Doktor, Magister, dan Program Profesi Semester II Tahun Akademik 2019/2020 di Gedung Sasana Budaya Ganesa ITB, Kamis (9/1/2020).
*Pembacaan ikrar janji mahasiswa ITB. (Foto: Adi Permana/Humas ITB)
Berdasarkan laporan dari Direktorat Eksekutif Pengelolaan Penerimaan Mahasiswa dan Kerja Sama Pendidikan (DEKTM) ITB, pada PPMB kali ini jumlah peminat program Magister ITB per tanggal 6 Januari 2020 adalah sebanyak 1679 orang. Sedangkan peminat program Doktor adalah sebanyak 120 orang, dan program profesi sebanyak 690 orang.
Dari jumlah peminat tersebut untuk program magister diterima 1119 orang, program doktor diterima 68 orang. “Pada semester II tahun 2019/2020, ITB menerima sebanyak 394 orang mahasiswa program profesi, di mana hingga tanggal 6 Januari 2020, 378 orang telah menyelesaikan proses pendaftaran,” demikian disampaikan oleh Direktur Eksekutif Pengelolaan Penerimaan Mahasiswa dan Kerja Sama Pendidikan ITB, Prof. Mindriany Syafila.
Ia menyampaikan, usia rata-rata mahasiswa baru program magister adalah 28 tahun, dengan usia termuda di bawah 20 tahun dan tertua 55 tahun. Lalu usia rata-rata program Doktor ITB adalah 33 tahun, dengan usia termuda 23 tahun, dan tertua 54 tahun. “Selain dari mahasiswa asal Indonesia, terdapat tiga orang mahasiswa berkewarganegaraan asing yang diterima di program magister, yaitu dari Korea Selatan, Mesir, dan Palestina,” ungkapnya.
*Prof. Mindriany Syafila (Foto: Adi Permana/Humas ITB)
ITB Sebagai Entrepreneurial University
Saat ini dunia perguruan tinggi sedang mengalami perubahan fundamental dari research university menuju entrepreneurial university. Untuk mewujudkan cita-cita ITB ke arah entrepreneurial university tersebut tentunya diperlukan strategi. "Strategi yang dilakukan ITB adalah excellence in teaching and learning, excellence in research, dan excellence in innovation," ujar Rektor ITB Prof. Kadarsah Suryadi dalam sambutannya.
Dalam hal excellence in teaching and learning terdapat tiga hal yang ingin dicapai oleh ITB. Pertama adalah peningkatan internasionalisasi program pendidikan. ITB terus berupaya untuk meningkatkan jumlah program studi terakreditasi internasional. Saat ini ITB memiliki 39 Program Studi yang memiliki akreditasi internasional seperti ABET (Amerika Serikat), RSC (Inggris), ASIIN (Jerman), KAB (Korea Selatan), JABEE (Jepang) , ABEST21 (International) serta 9 Program Studi lainnya tengah dalam proses akreditasi ABET dan NASAD (Amerika Serikat).
Kedua, ITB terus berupaya untuk memperluas akses program pendidikan. ITB harus menyediakan tempat bagi siapa saja calon mahasiswa dengan kemampuan akademik yang memadai, yang berasal dari berbagai tempat di seluruh Indonesia, dan tidak dibatasi baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun budaya.
"ITB saat ini juga telah menyelenggarakan pendidikan multikampus melalui ITB Kampus Ganesa, ITB Kampus Jatinangor, dan ITB Kampus Cirebon," ujarnya.
Ketiga, ITB terus berupaya menyelenggarakan pendidikan yang bersifat kepeloporan di Indonesia. ITB saat ini membuka program-program disiplin baru dan program multi-disiplin untuk menjawab tantangan bangsa di masa depan.
Prof. Kadarsah melanjutkan, strategi selanjutnya adalah excellence in research. Kegiatan penelitian ITB saat ini dilakukan secara aktif dalam 12 Fakultas/Sekolah, 110 Kelompok Keahlian, 25 Pusat, 7 Pusat Penelitian, dan 6 Pusat Unggulan Iptek. Aktivitas penelitian yang dilakukan oleh para dosen, mahasiswa, dan peneliti di ITB telah menghasilkan 566 judul penelitian pada tahun 2015 dan terus berkembang menjadi lebih dari 1.100 judul pada tahun 2019. Hasil-hasil penelitian tersebut telah berhasil dipublikasikan dalam publikasi-publikasi ilmiah internasional yang bereputasi.
“Pada tahun 2015 ITB memiliki total 1.081 publikasi terindeks scopus dengan akumulasi 27.449 sitasi. Jumlah ini terus berkembang dan puncaknya pada tahun 2018 ITB berhasil mempublikasikan 2.158 publikasi terindeks scopus dan saat ini memiliki akumulasi sebanyak 60.316 sitasi, atau menghasilkan 32.867 sitasi pada periode 2015-2019,” tambahnya.
Strategi yang ketiga adalah excellence in innovation. Dipaparkan Prof. Kadarsah, karya ITB tidak boleh hanya berhenti dalam bentuk publikasi penelitian. Tantangan berikutnya adalah mewujudkan hasil penelitian yang telah dibuat menjadi inovasi-inovasi yang dapat menjawab tantangan permasalahan bangsa.
*Prof. Kadarsah Suryadi, DEA, dan Yani Panigoro (Ketua MWA) (Foto: Adi Permana/Humas ITB)
Upaya yang dilakukan secara konsisten dan bersama-sama oleh seluruh sivitas akademika ITB ini telah berdampak pada peringkat ITB secara nasional dan internasional. Di tingkat nasional ITB meraih peringkat pertama klasterisasi Peguruan Tinggi Non-Vokasi tahun 2019. Pada tingkat internasional, tahun 2016 QS World University Ranking menempatkan ITB pada posisi 431 di dunia dan 122 di Asia, upaya yang kita lakukan bersama telah berhasil membawa ITB ke peringkat 331 di dunia dan 66 di Asia tahun 2019.
"Strategi dan capaian ITB yang saya sebutkan tadi, semoga menjadi penyemangat bagi seluruh mahasiswa baru untuk mengambil bagian dalam penyiapan diri menjadi mandiri dan berperan dalam Revolusi Industri 4.0 dan memajukan ITB dan bangsa Indonesia," pungkasnya.
Sidang tersebut merupakan sidang terakhir bagi Prof. Kadarsah sebagai Rektor ITB. Untuk itu di akhir pidato, ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak baik dari dalam ITB maupun dari luar ITB yang telah memberikan kepercayaan kepada selama lima tahun ini. "Saya teringat sebuah filosofi, bahwa sesungguhnya akhir itu lebih baik dari permulaan. Saya mohon pamit dari sidang terbuka penerimaan mahasiswa baru, saya juga mohon maaf jika ada yang kurang berkenan selama perjalanan lima tahun ini," tutupnya.
Pada PPMB kali ini, juga di isi dengan pidato ilmiah dari Prof. Dr.mont. M. Zaki Mubarok, S.T., M.T., dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB dengan topik "Penyediaan Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik di dalam Negeri Melalui Proses Pengolahan dan Pemurnian Bijih Nikel Laterit."
Reporter: Adi Permana