ITB Jalin Kerjasama dengan Seskoal TNI Angkatan Laut

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Foto: Dok. Seskoal TNI-AL

JAKARTA, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan TNI Angkatan Laut dalam hal ini yaitu Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal). PKS dilaksanakan di Gedung Samadikun Seskoal, Cipulir, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2019).


Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., dan Komandan Seskoal Laksamana Muda TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., D.E.S.D., menandatangani langsung PKS tersebut. Pada kesempatan tersebut, juga dihadiri Wakil Direktur Bidang Kemitraan ITB Dr. Firmansyah, S.T., M.T., Ketua Tim Peneliti ITB Dr. Armi Susandi, M.T  beserta anggota tim Peneliti ITB dan para Pejabat Utama Seskoal.

Rektor ITB Prof. Kadarsah Suryadi, menyambut baik atas kerjasama tersebut. Dalam sambutannya, ia juga mengungkapkan rasa kagumnya kepada TNI Angkatan Laut dalam bidang pendidikan. Diharapkan kedepannya, kerjasama ini dapat ditingkatkan dan diperluas lagi sehingga mampu mencapai tujuan yang diharapkan oleh kedua belah pihak.

Sementara itu, Danseskoal Laksamana Muda TNI Dr. Amarulla Octavian, menyampaikan bahwa acara penandatangan PKS ini akan berfokus dalam bidang pendidikan, pelatihan, penelitian, pengkajian dan pengembangan serta pemanfaatan sarana dan prasarana. Kerjasama dengan ITB ini merupakan suatu kehormatan pula bagi Seskoal.

“Dengan telah ditandatanganinya PKS ini dapat meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dalam hal ini Pasis Seskoal untuk menjadi pimpinan di TNI, TNI AL dan di Pemerintahan,” ujar Amarulla seperti dilansir dari laman Seskoal TNI AL.

*Foto: Dok. Seskoal TNI-AL

Kerjasama yang memiliki durasi selama tiga tahun ini memiliki ruang lingkup antara lain pengembangan dan penyiapan sarana dan prasarana pendidikan, pelatihan penelitian, survey/penyelidikan dan pengkajian terkait pertahanan dan keamanan di laut. Kemudian, juga dalam hal pemanfaatan sarana survey, laboratorium dan perpustakaan yang dimiliki Seskoal dan ITB, peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia yang dimiliki Seskoal dan ITB. Lalu pemanfaatan publikasi bersama karya tulis ilmiah dan penertiban jurnal Seskoal dan ITB untuk kepentingan bersama.

Kerjasama juga dilakukan berkaitan pertukaran informasi dan konsultasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dari ITB, termasuk yang terkait dengan pembuatan dan pengembangan program aplikasi Ocean Prevention System (Octopus), Sistem Transfer dan Manajemen Data Akademik (STRADA) dan Sidik Jari (Fingerprint) kepada Seskoal. Selain itu, ada bantuan tenaga pendidik dalam rangka pertukaran dosen dan pembimbingan tesis, pemanfaatan penelitian bersama, dan kerjasama dalam Program Seat In.

Penerapan Sistem Octopus

Secara terpisah, Ketua Tim Peneliti Dr. rer.nat Armi Susandi dari KK Sains Atmosfer, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB-ITB) menambahkan, kerjasama dalam Sistem Transfer dan Manajemen Data Akademik (STRADA) merupakan hasil formulasi baru yang dibuat oleh ITB yang bisa mentransformasikan antara nilai akademik dan non akademik. Lalu, mengenai kerjasama dalam hal penerapan sistem finger print dan face recognized, ini dilakukan dalam rangka meningkatkan keamanan di Seskoal TNI AL.

Kerjasama khususnya lainnya, ialah terkait keamanan ancaman laut. Seskoal bekerjasama dengan ITB dalam pembuatan sistem Ocean Crime Prevention System (Octopus). Sistem Octopus memiliki keunggulan mampu mendeteksi potensi ancaman dari alam dan kejahatan manusia.

“Sisitem ini merupakan sistem canggih yang akan dipakai oleh dua lembaga besar yaitu Menkomaritim dan TNI AL,” ucapnya diwawancara Humas ITB.

Potensi ancaman alam, dalam hal ini terkait bencana alam seperti terjadinya gelombang tinggi, badai, dan bahkan untuk mengatasi tsunami di laut. Sementara mengenai kejahatan manusia, itu ancaman dalam hal illegal fishing, oleh karena itu sistem ini mampu memprediksi posisi kapal-kapal asing yang sering menangkap ikan di wilayah perairan Indonesia. Sistem ini mampu menunjukkan di mana posisi kapal karena terintegrasi dengan radar dan satelit.

“Sistem ini terbukti keampuhannya saat menangani kapal vietnam yang menabrak kapal kita, dengan menunjukkan lokasi kapal tersebut. Alat tersebut untuk skala di ASEAN baru ITB saja yang berhasil membuatnya,” tuturnya.

Melalui penerapan sistem tersebut, keuntungan bagi angkatan laut adalah akan lebih efektif dalam melakukan operasi, dan bisa mencapai sasaran dalam luas wilayah yang luas sekali. Sementara bagi ITB, menjadi kesempatan untuk mendukung berbagai kegiatan kementerian/lembaga sekaligus ikut mengamankan wilayah Indonesia.

“Penggunaan teknologi di era revolusi industri 4.0 ini ITB sudah membuktikannya dengan sangat baik. Ini adalah bukti kepercayaan dari tentara nasional dan juga kementerian lain kepada ITB. Dengan hadirnya sistem tersebut, Indonesia sebagai post maritim akan mampu diamankan meskipun dengan wilayah yang sangat luas sekali. Sehingga operasi yang kita lakukan bisa lebih efisien dan tepat sasaran,” ujarnya.