ITB Journalist Apprentice 2018 : Ajang Tanamkan Semangat Membangun Diri Untuk Mahasiswa
Oleh Sitti Mauludy Khairina
Editor Sitti Mauludy Khairina
BANDUNG, itb.ac.id – Kantor Berita ITB kembali membuka rekrutmen reporter ITB melalui program tahunannya, ITB Journalist Apprentice (IJA) 2018. Reporter ITB bertugas memproduksi berita atau artikel yang kelak ditayangkan di laman itb.ac.id. Seleksi administrasi telah diberlangsungkan sejak akhir Desember lalu dan dilanjutkan dengan Info Session IJA 2018 pada Selasa (30/01/18). Sejumlah 76 peserta yang berhasil lolos tahap administrasi kemudian melanjutkan seleksi tertulis dan simulasi wawancara pada Sabtu (24/02/18) di Gedung Annex.
Direktur Humas dan Alumni ITB, Dra. Samitha Dewi Djajanti mengungkapkan pada kegiatan rekrutmen ini terdapat dua tujuan yang perlu digarisbawahi, yaitu menguatkan tim reporter, dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa masuk di bidang jurnalistik, terutama keterampilan menuliskan karya-karya ilmiah ke dalam bahasa populer. “Kita perlu mendapatkan reporter yang baik, dan sekaligus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menjembatani hal-hal yang bersifat ilmiah ke umum,” ungkap Samitha.
IJA tahun ini melibatkan lebih banyak mahasiswa untuk ikut berpartisipasi dalam pemberitaan ITB, salah satunya dalam rangka ikut memeriahkan Dies Natalis ITB dan menuju 100 tahun ITB di 2020. Selain itu, sistem yang diterapkan juga cenderung berbeda dengan tahun lalu. Dengan menerapkan sistem rewarding, tentunya diharapkan pemberitaan di laman itb.ac.id bisa semakin produktif.
Rencana untuk meningkatkan publikasi dengan menambah pemberitaan seputar ITB melalui media cetak seperti majalah, juga diakui oleh Kasubdit Humas dan Publikasi ITB, Fivien Nur Savitri, S.T., M.T. Langkah awal menujuk target tersebut ialah dengan mempersiapkan sumber daya manusianya baik secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas reporter dapat ditentukan mulai dari diberlangsungkannya rekrutmen IJA, sedangkan kualitas reporter dapat meningkat seiring dengan rutinnya reporter tersebut memproduksi tulisan secara online.
Peserta yang telah mengikuti seleksi tertulis dan simulasi wawancara dapat langsung berpartisipasi dalam pemberitaan di laman ITB dengan ketentuan membuat setidaknya lima jenis berita, mulai dari profil dosen, artikel popular penelitian mahasiswa S2/S3, artikel popular orasi ilmiah guru besar, artikel kegiatan fakultas/sekolah/unit kerja, dan artikel kegiatan mahasiswa ataupun prestasi. Dengan menerapkan poin aktual, akurat, menarik, dan informatif pada berita yang ditulis, berita yang terkualifikasi akan segera ditayangkan dalam laman ITB.
Tak hanya itu, peserta pun harus mengikuti kontes foto di media social Instagram dan dilanjutkan pelatihan jurnalistik khusus pada awal Maret kelak. Reporter yang dapat membuat judul yang menarik, pandai bertata bahasa, dan memiliki etika yang baik dalam melakukan wawancara tentunya akan diberi penilaian lebih ke depannya.
Fivien berharap ke depannya mahasiswa maupun staf-staf ITB dapat bersama-sama membangun ITB, terutama menuju 100 tahun Pendidikan Teknik di Indonesia. Pemberitaan tentang peranan ITB yang belum diketahui masyarakat bisa lebih banyak lagi. “Dengan lebih banyaknya pasukan, tentunya lebih banyak berita yang dikeluarkan.” tambahnya.