ITB Kirim Alat Instalasi Pengolahan Air Mobile Berkapasitas 18 Ribu Liter/Jam ke Lombok

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

BANDUNG, itb.ac.id -- Institut Teknologi Bandung mengirimkan bantuan berupa alat Instalasi Pengolahan Air (IPA) Mobile untuk korban bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tujuan dikirimnya alat tersebut untuk membantu masyarakat Lombok yang sedang kesulitan air bersih.

Seperti diketahui, minimnya air bersih dan sarana mandi cuci kakus (MCK) menjadi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat di Lombok. Sehingga mereka yang rumahnya sudah hancur dan tinggal di tenda-tenda darurat harus mencari air ke lokasi yang jauh.

Ditambah lagi, kondisi kekeringan kini tengah terjadi seperti di Kabupaten Lombok Utara dan Barat bagian utara yang mayoritas berada di pegunungan. Sumur-sumur menjadi dangkal karena getaran gempa menyebabkan sumurnya runtuh sehingga tertutupi pasir.

IPA mobile tersebut mempunyai kemampuan memproduksi air bersih dengan kapasitas 5 liter per detik atau 18 ribu liter per jam. Dengan adanya alat tersebut bisa memenuhi kebutuhan air minum, MCK untuk 500 kepala keluarga atau setara dengan 2 ribu orang dalam keadaan normal. Jika dalam keadaan darurat atau bencana, bisa untuk memenuhi 4 ribu-5 ribu orang.

"IPA mobile 5 liter per detik ini dirancang untuk kebutuhan penduduk yang belum memperoleh layanan PDAM, dengan sumber air baku sungai, danau, situ, atau embung," kata Bagus Budiwantoro. Dr.Ir dari Kelompok Keahlian Perancangan Mesin Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB.

Pengiriman alat tersebut merupakan hasil kerjasama antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITB, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Yayasan Solidarity Forever dan PT. Tekno Mas Tirta selaku pemilik IPA mobile tersebut. Pengiriman alat tersebut dilakukan pada Jumat (17/8/2018) diangkut memakai truk melalui jalur darat lalu setelah tiba di Tanjung Priok kapal akan berangkat via jalur laut langsung ke Lombok. Rencananya truk akan tiba di Lombok pada Rabu (22/8/2018). ITB juga mengirim satu truk lagi untuk keperluan di sana.



IPA mobile akan ditempatkan di saluran irigasi hulu sungai di Kabupaten Lombok Utara karena merupakan lokasi kerusakan terparah akibat gempa. Pihaknya telah berkoordinasi dengan satker bencana lombok untuk penempatan alat tersebut. Hasil produksi air akan disalurkan melalui 17 mobile tangki ke posko-posko pengungsian.

Alat tersebut mampu mengolah air baku, yakni air tawar, air danau, air sungai dan lain sebagainya sesuai dengan peraturan PPRI no 82 Tahun 2001. Air hasil olahan adalah air minum sesuai dengan Permenkes RI No 492/Menkes/SK/IV/2010. Tetapi karena akan disalurkan melalui mobil tanki atau jerigen atau peralatan lainnya yang tidak dijamin higienis, maka sebaiknya tetap dimasak dahulu sebelum diminum.

"IPA Mobile sesuai dengan namanya dapat berpindah-pindah tempat dan dirancang untuk daerah kesulitan air dan darurat. Alat ini dirancang bersama oleh tim dari Teknik Lingkungan, Teknik Mesin, Teknik Sipil dan Teknik Penerbangan," kata Dr. Bagus.

Rencananya alat tersebut akan tetap berada di Lombok sampai dicabut statut tanggap darurat oleh pemerintah. Dia berharap alat tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Lombok untuk kebutuhan air bersih. "Semoga alat tersebut bermanfaat berkah dan menjadi ladang amal untuk kita semua khususnya civitas akademika ITB," pungkasnya.