ITB, Perguruan Tinggi yang Risetnya Paling Banyak Digunakan Industri

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita


BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi universitas yang risetnya paling banyak digunakan oleh industri di Indonesia pada tahun 2023 versi Times Higher Education (THE) dengan skor 88,8.

Times Higher Education sendiri merupakan lembaga pengukuran peringkat perguruan tinggi, yang merupakan bagian dari majalah Times. Secara berkala, THE membuat laporan khusus pada isu yang berkaitan dengan pendidikan.

Pada pemeringkatan universitas terbaik versi THE ini menggunakan beberapa indikator, salah satunya adalah industry income. Aspek penilaian ini termasuk sejauh mana universitas membantu industri lewat inovasi, riset, serta konsultasi.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITB, Dr. Yuli Setyo Indartono menyatakan sebagai perguruan tinggi teknik tertua di Tanah Air, ITB telah memiliki peranan yang besar terhadap industri.

"Dalam kaitannya dengan industri, di bawah kantor Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi (WRRI), ada tiga lembaga yang concern terhadap riset serta inovasi, yakni Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPiK), Lembaga Pengembangan Ilmu dan Teknologi (LPIT), serta LPPM," ujarnya.

Sebagai lembaga pendidikan, beliau menyebut ITB dapat menjadi penghubung kepada masyarakat dalam bidang riset dan inovasi. Tidak hanya dari tiga lembaga yang berada di bawah kantor WRRI, ITB pun memiliki beberapa perusahaan di bawah Badan Pengelola Usaha dan Dana Lestari (BPUDL) ITB. Perusahaan-perusahaan tersebut juga melaksanakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan industri.

"Perusahaan-perusahaan tersebut sudah sangat aktif dalam kegiatannya yang berkaitan dengan industri. SDM yang melaksanakannya pun tetap oleh para dosen ITB," ucapnya.

Berbagai aktivitas yang berkaitan dengan industri tersebut, dapat berupa jasa, perancangan proyek, desain, maupun hal-hal lainnya yang berbasis problem solving dalam bidang teknologi.

Sementara itu, Sekretaris LPIT, Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si., mengatakan kontribusi ITB dalam industri telah sesuai dengan nilai budaya ilmiah unggul. Di mana hal tersebut berbasis kepada semangat keilmuan yang dimanifestasikan dengan karya yang unggul di bidang teknologi.

"Dari segi inovasi, ITB sudah banyak melakukan penelitian dan riset yang menyasar pada industri yang bernilai tinggi," ujarnya.

Beliau menyebut, saat ini ITB sudah memiliki 32 pusat penelitian, yang 9 di antaranya sudah termasuk kategori unggulan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenbudristek).

"Terdapat juga satu hasil riset inovasi dari Pusat Rekayasa Katalis (PRK), yang merupakan salah satu pusat dari 32 pusat penelitian tersebut. Diproyeksikan nantinya PRK ini dapat menjadi pusat katalis nasional, yang muaranya dapat memberikan manfaat bagi industri dalam lingkup nasional juga," tuturnya.