Joint Seminar SAPPK: Mengeksplor Pariwisata dan Keindahan Alam Pulau Atauro
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
LOMBOK, itb.ac.id – Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pembangunan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (SAPPK ITB) kembali mengadakan Joint Seminar, yang diselenggarakan pada Jumat (22/9/2023) secara hybrid.
Dalam kesempatan ini narasumber yang hadir adalah Zulmiro Pinto, M.PWK dari Universidade Oriental Timor Lorosa'e (UNITAL). Pada presentasinya yang disampaikan melalui Zoom Meeting, Zulmiro mengupas pentingnya ekowisata untuk Pulau Atauro.
Pulau Atauro sendiri merupakan sebuah pulau di utara Dili, Timor Leste, yang memiliki keindahan alam menarik dan telah mengekspor 8.000 ton rumput laut ke Jepang pada tahun 2021. Peserta yang hadir secara luring di Auditorium Politeknik Pariwisata Lombok juga diberi gambaran umum wilayah Pulau Atauro.
Pulau ini memiliki populasi sekitar 10.295 jiwa dengan mayoritas penduduk menggantungkan hidup dari nelayan dan pertanian tradisional. Sejarah pariwisata di pulau ini dimulai pada masa pemerintahan Indonesia dan telah berkembang menjadi industri global. Meskipun awalnya masyarakat ragu terhadap turis asing, pemberian konsultasi dan edukasi telah membantu mereka menerima wisatawan.
Lebih lanjut, beliau pun menjelaskan bahwa pariwisata di Pulau Atauro terbagi menjadi dua jenis, yaitu modern (hotel dan vila) dan tradisional (budaya lokal dan kerajinan tangan).
"Pengembangan ekowisata dimulai pada tahun 2001 melalui Proyek Pembangunan Masyarakat Partisipatif yang mengedukasi masyarakat dan menciptakan model ekowisata yang sukses," ujarnya.
Zulmiro pun menggarisbawahi pendidikan sebagai kunci dalam menghargai alam dan budaya yang berbeda, baik bagi penduduk lokal maupun wisatawan.
"Selain itu, ekowisata juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal, seperti memberikan peluang usaha kepada sektor swasta dan lapangan kerja," tuturnya.
Seminar ini diharapkan akan menjadi wadah penting untuk berbagi pengetahuan mengenai pariwisata berkelanjutan di pulau-pulau terpencil dan mendorong langkah-langkah lebih lanjut dalam mendukung ekowisata serta memberikan manfaat berkelanjutan bagi komunitas lokal di Pulau Atauro.
Penulis: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota 2019)