Jurnal Manajemen Teknologi SBM ITB Adakan Webinar Kolaboratif, Bahas Dampak Perkembangan AI terhadap Penulisan Jurnal

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Jurnal Manajemen Teknologi SBM ITB berkolaborasi dengan Jurnal Teknik Universitas Diponegoro berhasil menyelenggarakan webinar bertajuk "Generative AI (ChatGPT): Its Impact on Review Process and Journal Reputation". Webinar ini diadakan secara daring pada Senin, (12/6/2023).

“Acara webinar ini kami adakan dalam upaya pengembangan pengelolaan jurnal terutama menyongsong perkembangan teknologi AI yang sedang trending pada saat ini,” kata Prawira Fajarindra Belgiawan, Ph.D selaku Editor-in-chief Jurnal Manajemen Teknologi SBM ITB.

Webinar ini menghadirkan dua narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Narasumber pertama adalah Dr. Eng. Ayu Purwarianti, S.T., M.T., yang saat ini menjabat sebagai Head of Artificial Intelligence Center ITB dan Prof. Dr. Hadiyanto, S.T., MSc., Editor-in-chief International Journal of Renewable Energy, Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro.

Dr. Ayu menjelaskan bahwa Artificial Intelligence (ChatGPT) bukan hanya hype semata, tetapi merupakan inovasi nyata yang kita manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. AI adalah perangkat lunak yang dirancang untuk memberikan respons rasional seperti manusia, dapat terhubung dengan perangkat keras sebagai penerima sensor atau sebagai aktuator, memiliki kemampuan yang baik dalam domain yang spesifik, dan menggunakan algoritma machine learning, data dalam jumlah besar, serta sensor yang akurat dan murah.

Dr. Ayu juga menyoroti pentingnya regulasi AI dalam sebuah dokumen strategi nasional, “Hampir semua negara setuju bahwa, Artificial Intelligence itu harus diatur dalam sebuah dokumen strategi nasional,” imbuhnya. Namun, ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki ASEAN AI Readlines Index yang masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Lebih lanjut, Dr. Ayu menjelaskan tentang algoritma machine learning yang digunakan oleh ChatGPT. Algoritma ini belajar dari data training yang diberikan untuk menghasilkan model AI seperti ChatGPT, yang kemudian dapat digunakan untuk mengenali data uji. Terdapat 3 jenis machine learning, yaitu supervised, unsupervised, dan reinforcement learning.

Pada sesi selanjutnya, Prof. Hadiyanto juga berbagi pandangannya tentang perkembangan teknologi AI terhadap editorial jurnal. Ia menekankan bahwa ChatGPT tidak boleh menjadi sumber atau author dari suatu jurnal karena memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:

1. Kurangnya Keahlian dalam Domain Tertentu: Berpotensi menyebabkan ketidakakuratan atau pemahaman yang tidak memadai terhadap konsep ilmiah.
2. Tidak Dapat Mengakses Riset Terkini: Tidak mampu memberikan wawasan terkini dan terkemuka saat mengedit konten akademik.
3. Tidak Dapat Mendeteksi Plagiarisme: Tidak memiliki deteksi plagiarisme, yang dapat mengancam integritas tulisan akademik.
4. Tidak Memiliki Penilaian Seperti Manusia: Tidak mampu mengidentifikasi kesalahan logika, mengevaluasi kekuatan argumen, atau memberikan umpan balik yang nuansanya terhadap kualitas konten.
5. Pemahaman Kontekstual yang Tidak Cukup: Tidak mengenali makna yang dimaksud atau niat penulis, yang dapat menyebabkan penafsiran yang salah atau revisi yang tidak jelas.
6. Potensi Bias dan Inkonsistensi: Memunculkan bias yang ada dalam data latihan yang tidak sesuai dengan standar etika dan akademik.

Dalam kesimpulannya, Prof. Hadiyanto menegaskan bahwa ChatGPT hanya merupakan alat bantu, bukan makhluk hidup. ChatGPT sebaiknya digunakan hanya untuk meningkatkan keterbacaan dan bahasa tulisan. Penggunaan teknologi ini harus dilakukan dengan pengawasan dan kontrol manusia, dan penulis harus melakukan tinjauan dan pengeditan yang hati-hati terhadap hasil yang dihasilkan oleh ChatGPT, karena AI dapat menghasilkan output yang terdengar otoritatif namun dapat berisi kesalahan, kekurangan, atau kecenderungan bias.

Webinar ini memberikan wawasan yang berharga bagi para peserta dalam memahami potensi dan keterbatasan penggunaan ChatGPT dalam proses peninjauan jurnal dan menjaga reputasi jurnal. Diharapkan dengan adanya webinar ini, pengelolaan jurnal dan peninjauan dapat semakin disesuaikan dengan perkembangan teknologi AI yang terus berkembang.

Reporter: Satria Octavianus Nababan (Teknik Informatika, 2023)