Jusuf Kalla: Percaya Pada Kemampuan Diri Untuk Kemandirian Bangsa
Oleh Vernida Mufidah
Editor Vernida Mufidah
BANDUNG, itb.ac.id- Muhammad Jusuf Kalla salah satu tokoh nasional yang pernah menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia pada periode 2004-2009 memberikan kuliah umum berjudul "Indonesia 2045, Sudahkah Kita Berdiri Sendiri?". Presidential Lecture yang kedua ini diselenggarakan oleh YPM Salman ITB pada Sabtu (20/08/11) di Aula Barat Kampus ITB. Antusias mahasiswa memanfaatkan waktu di bulan Ramadhan ini terlihat dengan banyaknya mahasiswa baik dari ITB maupun luar ITB yang hadir dalam acara tersebut. Aula Barat pun dipenuhi oleh mahasiswa dan khalayak umum untuk mencari ilmu dari Jusuf Kalla.
"Sebenarnya di dunia ini tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri dengan mandiri seutuhnya, namun alangkah baiknya kita dapat menjadi negara yang dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan rakyat." buka Jusuf Kalla dalam kuliah umum tersebut. Ia menambahkan pula bahwa ukuran negara maju tidak menentu, negara yang maju bisa terjadi di negara manapun. "Yang terpenting dalam suatu negara adalah semangatnya untuk maju."
Menurut beliau kemajuan adalah nilai tambah yang diciptakan teknologi yang membuat bahan baku menjadi sesuatu barang jadi yang bernilai lebih. Contohnya adalah kayu yang biasa apabila dijual harganya biasa saja, namun apabila dijadikan sebuah podium maka akan lebih mahal harganya beberapa kali lipat. Oleh karena itu menurut beliau, teknologi itu sangatlah penting.
"Apa sebabnya kita tidak maju? Pertama karena kita selalu merasa tidak sanggup, kedua selalu ingin mudah dalam berbagai hal, dan semangat tangan di bawah." papar pria kelahiran Bone Sulawesi Utara ini.Dalam hal agama rakyat Indonesia sangat rajin sekali shalat, naik haji, dan amalan lainnya. Namun zakat yang ada di Indonesia sangatlah rendah dikarenakan kemampuan ekonomi yang rendah pula. Ekonomi ini tentunya penting dalam kemajuan bangsa, oleh karena itu menurut beliau diperlukan teknologi untuk memperbaiki efisiensi hasil di berbagai bidang. Salah satu contohnya adalah di bidang pertanian, sebaiknya diadakan riset mengenai bibit yang unggul, karena hasil yang didapatkan untuk setiap hektar sawah hanya 5 ton, sedangkan di luar sana sudah sampai 10 ton.
Otak, Otot dan Kantong Sendiri
Jusuf Kalla memberikan sebuah semangat baru pada peserta Presidential Lecture kali ini untuk menggunakan otot, otak dan kantong sendiri untuk membangun bangsa Indonesia ini. Beliau memberikan contoh yakni pembangunan Bandara Sultan Hasanuddin di Makasar yang dibangun secara mandiri tanpa campur tangan asing.
"Saya bukannya anti asing, tapi kita harus percaya pada diri kita sendiri. Pasti kita bisa mandiri asal semangat dan yakin akan kemampuan kita sendiri." tutup Jusuf Kalla dalam kuliahnya tersebut.
Menurut beliau kemajuan adalah nilai tambah yang diciptakan teknologi yang membuat bahan baku menjadi sesuatu barang jadi yang bernilai lebih. Contohnya adalah kayu yang biasa apabila dijual harganya biasa saja, namun apabila dijadikan sebuah podium maka akan lebih mahal harganya beberapa kali lipat. Oleh karena itu menurut beliau, teknologi itu sangatlah penting.
"Apa sebabnya kita tidak maju? Pertama karena kita selalu merasa tidak sanggup, kedua selalu ingin mudah dalam berbagai hal, dan semangat tangan di bawah." papar pria kelahiran Bone Sulawesi Utara ini.Dalam hal agama rakyat Indonesia sangat rajin sekali shalat, naik haji, dan amalan lainnya. Namun zakat yang ada di Indonesia sangatlah rendah dikarenakan kemampuan ekonomi yang rendah pula. Ekonomi ini tentunya penting dalam kemajuan bangsa, oleh karena itu menurut beliau diperlukan teknologi untuk memperbaiki efisiensi hasil di berbagai bidang. Salah satu contohnya adalah di bidang pertanian, sebaiknya diadakan riset mengenai bibit yang unggul, karena hasil yang didapatkan untuk setiap hektar sawah hanya 5 ton, sedangkan di luar sana sudah sampai 10 ton.
Otak, Otot dan Kantong Sendiri
Jusuf Kalla memberikan sebuah semangat baru pada peserta Presidential Lecture kali ini untuk menggunakan otot, otak dan kantong sendiri untuk membangun bangsa Indonesia ini. Beliau memberikan contoh yakni pembangunan Bandara Sultan Hasanuddin di Makasar yang dibangun secara mandiri tanpa campur tangan asing.
"Saya bukannya anti asing, tapi kita harus percaya pada diri kita sendiri. Pasti kita bisa mandiri asal semangat dan yakin akan kemampuan kita sendiri." tutup Jusuf Kalla dalam kuliahnya tersebut.