Kampusku, Rumahku..
Oleh
Editor
Kampusku rumahku.
Kampusku negeriku.
Kampusku kebebasanku.
Kampusku wahana kami.
Dengan semangat menggebu-gebu, lagu itu dinyanyikan oleh massa kampus sambil mengarak 135 orang angkatan 2006 peserta OSKM ke dalam kampus setelah penutupan OSKM, Senin 21 Agustus 2006. Lagu itu benar-benar terasa miris ketika dinyatakan. OSKM, acara penyambutan mahasiswsa baru oleh Keluarag Mahasiswa ITB, dilarang diselenggarakan di dalam kampus. Selain karena hari itu adalah hari libur, alasan yang diberikan adalah untuk mencegah aksi pencoretan bangunan di wilayah kampus ITB. “Beberapa hari sebelumnya, terjadi pencoretan dengan kata-kata yang tidak pantas,” kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Bapak Widyo.
Memang salah satu sikap nyata dari pihak rektorat atas ketidak setujuannya akan OSKM kali ini adalah dengan melarang kegiatan ini diadakan di kampus ITB. Sejak senin pagi, pintu gerbang depan dan belakang sudah ditutup. Kendaraan, baik motor atau mobil, tidak boleh masuk. OSKM yang begitu melekat dengan tempat-tempat di ITB seperti Plaza Widya, lapangan SR, lapangan Sipil, hari itu dilaksanakan tepat di depan kampus ITB sendiri. Apel pagi dilaksanakan di Taman Ganesha, senam pagi di jalan gelap nyawang yang dipimpin oleh LSS, orasi, dan dilanjutkan lingkar wacana yang berisi diskusi dan permainan-permainan menarik. Sekitar pukul sebelas, peserta OSKM dipisah menjadi 4 kelompok. Mereka kemudian pergi ke daerah Taman Hewan, Gelapn Nyawang, Kebon Bibit dan Kebon Kembang untuk melakukan bakti masyarakat. Suasana yang panas tidak membuat peserta dan panitia surut semangat.
Di saat yang sama, di depan gerbang Ganesha, massa kampus berkumpul. Para anggota Himpunan Jurusan maupun anggota Unit berkumpul dan melakkan aksi damai. Beberapa ketua Himpunan berorasi tentang kebebasan dan hak untuk berkegiatan. Aksi ini berjalan cukup tertib dan aman tanpa ada tindakan anarki. Setelah itu, massa himpunan ini juga turun ke empat titik bakti masyarakat dan bergabung bersama para panitia dan peserta OSKM.
Ternyata kampus tetaplah sebuah rumah yang akan selalu menjadi tempat pulang. Setelah OSKM ditutup oleh Zam-zam di Gelap Nyawang, dengan spontan massa kampus membuat barikade mengawal mahasiswa baru 2006. Dan memang suasana terasa hangat. Semua orang tanpa peduli jurusannya, atau unitnya berbaur menjadi satu. Aura panas dalam forum antar jurusan atau roadshow OSKM yang biasa terjadi bila semua massa kampus berkumpul berubah menjadi aura semangat yang menggebu-gebu. Bendera Himpunan jurusan dan Bendera Merah Putih mengawal barisan panjang ini masuk ke kampus, sedangkan 2006 ditutupi oleh bendera merah putih yang besar milik unit PSIK. Lagu Kampusku mengalun dengan gagah. Beberapa tampak meneteskan air mata sambil berjalan bergandengan. Sampai di depan gerbang Ganesha, pihak keamanan kampus akhirnya membuka pagar penghalang dan rantai pembatas.
Barikade berhenti di depan tugu Soekarno. Dan ketika bendera merah putih raksasa itu dibuka, mahasiswa 2006 sudah memakai jas alamamater ITB. Semua yang ada di situ bersama-sama menyanyikan lagu mentari dan akhirnya acara ditutup dengan Salam Ganesha.
Aksi ini sebenarnya adalah bukti kebanggaan dan kecintaan mahasiswa akan alamamater ITB. Mahasiswa ITB memiliki rasa cinta yang sama besarnya dengan pihak rekotrat untuk memajukan ITB. Hanya saja keduabelah pihak punya jalan sendiri untuk menunjukannya. Masih banyak waktu untuk belajar saling mengerti dan menghargai antara kedua pihak. Kampus ini milik bersama. Milik rektorat dan juga milik mahasiswa.