Iklan “Rumahku Indonesiaku” Keliling Kampus

Oleh Muhammad Arif

Editor Muhammad Arif

Bandung, itb.ac.id - Masihkah Anda ingat iklan rokok PT. Gudang Garam Tbk. yang menggambarkan keindahan alam dan budaya Indonesia? Atau Anda pernah melihat iklan yang menampilkan keindahan laut, savana, hutan dan kawah pegunungan yang dibintangi model cantik Fahrani? Iklan ini sempat ditayangkan berulang-ulang kali dalam rangka peringatan Hari Natal dan Tahun Baru 2007. Iklan ini bertajuk ‘Cahaya Asa’ yang menjadi rangkaian tema besar “Rumahku Indonesiaku,” konsep iklan yang mengkampanyekan Indonesia. Visi misi dan teknis pembuatan iklan ini sempat dalam acara “Rumahku Indonesiaku Keliling Kampus” hari Rabu (4/4) di Auditorium Campus Center ITB. Dalam acara tersebut, Hakim Lubis sebagai creative director dari Octocomm, perusahaan advertising agency yang menangani Corporate Campaign PT. Gudang Garam Tbk hadir sebagai pembicara bersama Ipang Wahid (sutradara) dan Lilis, salah satu model iklan. Ketiganya berbicara banyak mengenai konsep pembuatan dan kendala-kendala selama pembuatan. “Lewat iklan ini kami ingin menunjukkan keragaman budaya Indonesia, (sehingga—red) tidak melulu Borobudur saja,” tutur Hakim Lubis. Ketiganya pun seakan menegaskan bahwa iklan tersebut dibuat untuk menggugah kecintaan anak bangsa terhadap pertiwi dengan mengeksplorasi kekayaan budaya dan alam Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh mahasiswa jurusan seni rupa (FSRD ITB), mahasiswa jurusan broadcasting dari luar ITB dan sebagian kecilnya, mahasiswa-mahasiswa ITB jurusan lain. Acara tersebut dimoderatori oleh Intan Rizky Mutiaz, dosen Desain Komunikasi Visual FSRD ITB. Mengingat sebagian besar pesertanya berasal dari jurusan seni rupa, Ipang dan Hakim jadi lebih banyak bercerita mengenai teknis-teknis pembuatan tayang visual ini. “Kami menghabiskan 80-90 roll dengan durasi 4 menit setiap roll-nya, dengan pengambilan gambar yang sulit…dengan helikopter,misalnya,” imbuh Ipang. Hakim Lubis pun mengatakan bahwa ilmu-ilmu dasar yang diajarkan selama kuliah seni rupa pun sangat aplikatif dalam pembuatan sebuah iklan. Selain bagi-bagi ilmu, Hakim Lubis pun menekankan bahwa dunia periklanan sekarang harus dibangun oleh tangan-tangan anak bangsa bukan lagi orang asing.”Di antara banyak sekali perusahan periklanan yang ada di Indonesia, mungkin hanya perusahaan kami yang tidak dicampuri tangan pihak asing,”jelasnya. Tayang visual “Rumahku Indonesiaku” yang digarap oleh orang Indonesia seakan membuktikan bahwa karya anak bangsa pun tidak kalah dari karya orang asing.