Kembangkan Inovasi Pengelolaan Limbah Sisa Kurban, Tim BloodBloom ITB Juara 3 Kompetisi Salman Techno Fest 2024

Oleh Angra Eni Saepa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021

Editor M. Naufal Hafizh


BANDUNG, itb.ac.id - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), yang tergabung dalam tim BloodBloom, Angra Eni Saepa (15421064), Beatrice Andreana Wijaya (10421024), Jundawiyah Qonita Akhirunnisa Tan (16223081), M. Zamroni (13321076), dan Raissa Devi Amadea (10720014), berhasil menciptakan inovasi pengelolaan limbah dari sisa kurban dan menjadi juara Ketiga dalam kompetisi Salman Techno Fest 2024 yang digelar pada tanggal (23/6/2024).

Salman Techno Fest merupakan salah satu rangkaian dari Festival Iduladha dalam P3RI (Panitia Pelaksana Program Ramadhan dan Idul Adha) Salman ITB, yang diselenggarakan oleh kolaborasi antara P3RI 1445 H dan Pustena Salman ITB.

Agenda ini hadir sebagai wadah generasi muda untuk mengembangkan ide inovatif teknologi tepat guna khususnya pemanfaatannya pada serangkaian kegiatan Iduladha. Kompetisi ini berbentuk pembuatan karya tulis ilmiah inovatif yang mampu diimplementasikan pada pra Iduladha, hari Iduladha, dan pasca Iduladha.

Di bawah bimbingan dosen ITB, Noor Rahmawati, S. Hut., M. Si., tim ini berhasil mengolah limbah sisa kurban seperti darah dan kuku sapi menjadi sebuah produk pupuk kapsul organik yang bermanfaat bagi perkembangan tanaman. Selain itu, inovasi ini juga berpotensi untuk dikomersialisasi karena memiliki nilai jual yang tinggi.

Ketua tim, Angra Eni Saepa menjelaskan jika inovasi ini tercipta dari permasalahan limbah sisa kurban yang biasanya tidak termanfaatkan dan dibuang begitu saja.

“Inovasi pupuk organik dari limbah kurban ini berawal dari permasalahan limbah sisa kurban seperti darah dan kuku sapi yang tidak dimanfaatkan dan biasanya dibuang begitu saja. Apabila tidak dikelola sesuai prosedur, limbah ini bisa mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan manusia,” ujarnya.

Pupuk kapsul organik tersebut dapat membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman. Ada pun metode Penelitian yang dilakukan mengusup konsep bioteknologi, yaitu melibatkan mikroorganisme seperti bakteri dan fungi untuk meningkatkan dan mengaktifkan nutrisi yang ada pada darah dan kuku sapi.

   

Berdasarkan hasil penelitian, inovasi tersebut memiliki kandungan hara yang baik untuk tanaman seperti kandungan N, P, K, Ca, Mg, Na, Mn, Fe, Cu, dan Zn pada limbah darah dan unsur hara makro nutrien N, P, K, Ca, S, dan Mg pada kuku sapi.

Keunggulan inovasi BloodBloom ini dibandingkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya terletak pada packagingnya yang aman, praktis dan menghindarkannya dari sifat dasar darah yaitu najis. Inovasi ini juga dapat menjawab tantangan kerusakan tanah akibat penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan. Selain itu, inovasi ini juga menggunakan proses bioteknologi sehingga efektivitas dan nutrisi yang ada pada bahan dasar lebih baik.

Ada pun tantangan selama menciptakan inovasi ini adalah waktu yang terbatas, sehingga tim BloodBloom tidak dapat menguji coba pada berbagai media tanaman untuk melihat efektivitas pupuk.

Salah satu anggota tim BloodBloom, Muhammad Zamroni, berharap jika kedepannya inovasi yang mereka ciptakan dapat diproduksi secara komersial dan bermanfaat bagi pertanian di Indonesia.

“Kami berharap di masa depan nanti, inovasi kami dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat dikomersialisasi. Inovasi ini sangat bermanfaat karena mampu mengurangi pencemaran saat kurban namun dapat meningkatkan produktivitas lahan pertanian apabila dikelola dengan baik dan benar,” tutup Zamroni.

Reporter: Angra Eni Saepa (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2021)