Kepala Bappenas Isi Kuliah Perdana Studium Generale

Oleh M. Armando Siahaan

Editor M. Armando Siahaan

BANDUNG, itb.ac.id – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Prof. Bambang Brodjonegoro, S.E., M.U.P., Ph.D., menjadi pembicara pada pertemuan pertama mata kuliah KU4078-Studium Generale di semester ganjil tahun akademik 2017/2018. Kuliah yang berlangsung pada Jumat (25/08/17) ini mengangkat tema “Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional”. Bertempat di Aula Barat ITB, kuliah ini dihadiri oleh para mahasiswa peserta kuliah, dosen pengampu mata kuliah, staf kependidikan ITB, serta para staf dan petinggi Bapenas.

Untuk membuka kuliahnya, Prof.Bambang menyampaikan beberapa fakta terkait infrastruktur di Indonesia. Menurutnya, Indonesia masih tertinggal dari negara lain jika dilihat dari sisi infrastruktur. Misalnya dari segi infrastruktur kereta cepat atau yang dikenal dengan Light Rail Transit (LRT), Indonesia masih tertinggal dari Cina dan Jepang. Bahkan Malaysia dan Thailand sudah lebih dulu memikirkan dan mengembangkan konsep LRT dibandingkan Indonesia. Padahal Indonesia pasti bisa mengembangkan LRT jika mau dan serius.

Disamping itu, kualitas infrastruktur Indonesia juga masih tergolong buruk. Indonesia sendiri menempati posisi 60 diantara negara-negara di dunia dari segi kualitas infrastruktur. Untuk kawasan ASEAN, kualitas infrastruktur Indonesia berada di posisi 4. Hasil ini masih tergolong rendah untuk negara sebesar Indonesia. Penyebab utama adalah kurangnya investasi yang memadai untuk infrastruktur di Indonesia. Selain itu, budaya korupsi dan birokrasi yang tidak efisien juga menjadi penghambat perkembangan infrastruktur Indonesia.

Prof. Bambang juga menyampaikan bahwa pengembangan infrastruktur adalah hal yang mutlak agar pertumbuhan ekonomi Indonesia berlangsung cepat. Keberadaan infrastruktur tentu akan menambah lapangan pekerjaan di Indonesia baik secara langsung maupun tidak. Infrastruktur yang baik dapat mendukung percepatan pengiriman barang ke berbagai daerah di Indonesia. Efeknya, biaya transport menjadi rendah dan daya saing barang produksi Indonesia akan meningkat. Selain itu, pembangunan infrastruktur juga dapat meningkatkan produktifitas dalam negri.

Tetapi, masyarakat tidak boleh melupakan bahwa selain bidang transportasi, Indonesia juga tengah berfokus pada pengembangan infrastruktur di pedesaan dan daerah-daerah tertinggal. Hal yang dikembangkan adalah penyediaan akses air minum 100%, akses sanitasi, perumahan layak huni, akses perbatasan, dan fasilitas keamanan serta kesehatan. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebelum menutup sesi kuliah, Prof. Bambang juga menyampaikan harapannya kepada mahasiswa ITB. Para mahasiswa harus turut mengawasi dan mendukung langkah pemerintah yang tengah membangun infrastruktur secara masif. Mahasiswa ITB juga harus belajar dengan tekun agar dapat mepersiapkan diri dengan maksimal, karena nantinya para mahasiswalah yang akan menjadi penerus kepemimpinan bangsa ini.