Kisah Askal dan Khalisya: Perjalanan "Mutiara" Terjauh Indonesia Menuju ITB

Oleh Misyael Simon Bangun - Mahasiswa Manajemen Rekayasa, 2023

Editor Anggun Nindita

Askal Arparandi berfoto di Gerbang Depan ITB Kampus Ganesha 
BANDUNG, itb.ac.id - Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar Sidang Terbuka Penerimaan Mahasiswa Baru untuk Semester I Tahun Akademik (TA) 2025/2026 di Sasana Budaya Ganesa ITB, Kamis (14/8/2025). Di antara 5.286 mahasiswa program sarjana, terdapat dua mahasiswa yang harus menempuh sejauh 3.617 km dari Merauke menuju ITB.

Askal Arparandi dan Khalisya Afifah Laraswati, yang berasal SMA Negeri 2 Merauke, kini resmi menjadi bagian dari keluarga besar Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka berdua tercatat sebagai mahasiswa baru program sarjana dengan jarak tempuh terjauh pada Angkatan 2025.

Perjalanan Panjang dari Merauke
Perjuangan mereka untuk sampai di titik ini tidak mudah. Askal mulai menyiapkan diri sejak duduk di bangku kelas 10 SMA. Ia bertekad menembus ITB lewat jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Khalisya pun memiliki tekad serupa. Sejak kelas 11, ia sudah menargetkan diri bisa belajar di ITB.

“Di daerah saya tidak ada bimbel-bimbel ternama yang memfokuskan diri untuk UTBK, jadi niat belajar memang harus dimulai dari diri sendiri,” cerita Khalisya.

Meski fasilitas belajar di daerahnya terbatas, semangat mereka tak surut. Askal bahkan mencoba jalur Seleksi Mandiri (SM) ITB setelah belum berhasil di SNBP. “Berkat dukungan teman-teman dan keluarga, saya mantap ikut SM ITB. Saya belajar dan berlatih sepanjang hari untuk mempersiapkan diri,” kisahnya.

Usaha mereka terbayar lunas ketika keduanya dinyatakan lolos dan resmi menjadi mahasiswa ITB. Rasa syukur semakin besar ketika Askal mendapat Program Dukungan Daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) yang membebaskannya dari biaya pendaftaran, UKT, hingga kuota tinggal asrama.

“Bantuan ini benar-benar membantu banget, apalagi buat aku yang dari jauh banget di Merauke. Jadi bisa lebih tenang mulai perjalanan baru di Bandung,” ucap Askal dengan senyum lega.

Kini, keduanya memulai babak baru di Bandung. Dengan fasilitas dan lingkungan belajar yang lebih lengkap, mereka optimistis bisa berkembang.

“Saya harap kita semua yang sudah diberi kesempatan untuk berada di posisi ini akan menjaga nama baik almamater dan menjadi generasi yang berguna untuk bangsa,” ujar Khalisya.

Khalisya Afifah Laraswati berpose menggunakan Jas Almamater  
Askal pun tak lupa mengajak teman-teman seangkatannya untuk saling mendukung. “Yuk kita sama-sama saling merangkul, saling support, dan jangan ragu membangun koneksi satu sama lain,” ajaknya.

Bagi para adik kelas di Merauke atau daerah lain yang bercita-cita masuk ITB, Khalisya memberikan pesan penyemangat. “Jangan pernah takut mencoba hanya karena kalian merasa tertinggal. Yakin pada diri sendiri, terus berusaha, dan jangan menyerah,” tutupnya.

#mahasiswa #mahasiswa itb #penerimaan mahasiswa baru #sdg 4 #quality education #sdg 10 #reduced inequalities