KitaBelajar: Kios Pintar berbasis Self-Service Technology untuk Peningkatan Kualitas Hidup Komunitas Lansia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id — Sebagai kelompok yang tidak lagi produktif, intervensi pendidikan dinilai mampu meningkatkan kualitas hidup para lansia. Maka dari itu, Kios Pintar “KitaBelajar” hadir sebagai bentuk Self-Service Technology (SST) untuk membantu lansia dalam belajar mandiri.
Kios Pintar “KitaBelajar” merupakan hasil rancangan Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D., CPE., bersama dua mahasiswa Teknik Industri yang dihibahkan untuk Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat di Kabupaten Semarang. Ide perancangannya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kelompok lansia di Indonesia akan mencapai 20% dari total populasi penduduk pada tahun 2045.
Dalam gelar wicara Karsa Loka Vol. 29, Prof. Yassierli bercerita tentang “Kios Pintar Lansia untuk Peningkatan Quality of Life Komunitas Lansia” pada Jumat (28/7/2023). Prof. Yassierli sendiri merupakan Guru Besar dari KK Ergonomi, Rekayasa Kerja, dan Keselataman Kerja Fakultas Teknologi Industri.
Desain Kios Pintar “KitaBelajar” disesuaikan dengan karakteristik lansia berdasarkan prinsip perancangan ergonomis. Penilaian karakter lansia diukur dari kemampuan maupun keterbatasan fisik, psikologis, kognitif, motorik, dan lain lain. Spesifikasi karakteristik ini digunakan untuk membedakan kebutuhan lansia dengan kelompok pengguna lain melaui proses perancangan yang memperhatikan pengguna atau User-Centered Design (UCD). Harapannya, desain kios pintar yang tercipta akan mampu menjadi fasilitas belajar yang nyaman bagi lansia untuk mengisi waktu luang mereka.
Prof. Yassierli menjelaskan, “Dari segi antropometri dan dimensi sudah kami coba yang paling pas untuk mereka; ketinggian, jarak pandang, ukuran huruf, jangkauan, dan seterusnya, kami perhatikan itu. Modul-modul tampilannya seperti apa, background warna, font, pilihan kata, hingga interaksi di dalamnya juga sudah disesuaikan.”
Menurut Prof. Yassierli, perbedaan karakteristik lansia dengan kelompok usia lain menjadi tantangan utama dalam mewujudkan desain kios pintar ini. Selain itu mayoritas lansia yang tidak familier terhadap teknologi kerap kali mengalami technology anxiety sehingga berpotensi membuat kios pintar ini kurang diminati. Oleh karena itu, perancangan sistem Kios Pintar “KitaBelajar” diarahkan ke dalam bentuk gamifikasi yang interaktif dan menyenangkan untuk menurunkan kecemasan teknologi bagi para lansia.
Melalui gamifikasi, kegiatan belajar lansia dikemas dalam suatu konsep gim dengan adanya level dan progres, tantangan harian, serta pemberian hadiah dalam bentuk poin. Poin yang telah terkumpul nantinya dapat ditukarkan oleh pengguna menjadi uang sedekah untuk pihak yang lebih membutuhkan. Konsep seperti ini diharapkan semakin memotivasi para lansia untuk belajar sambil beribadah menggunakan Kios Pintar “KitaBelajar”.
“Kombinasi teks dan video dalam gamifikasi sudah dicek dan dilakukan testing, hasilnya kepuasan dari pengguna sudah baik dan skala keterlibatan pengguna meningkat dengan adanya gamifikasi,” ungkap Prof. Yassierli.
Gelar wicara Karsa Loka digelar untuk mempublikasikan hasil kerja sama terbaru LPPM ITB dengan Laboratorium Design Ethnography FSRD.
Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2020)