Kolaborasi FTMD-SITHR dalam Proyek Pembuatan Kursi Ramah Lingkungan
Oleh Syardianto
Editor Syardianto
Proyek pembuatan kursi ini merupakan proyek ketiga di dalam mata kuliah Pengantar Rekayasa dan Design. Pasalnya, di dalam mata kuliah ini, mahasiswa dituntut untuk langsung terjun dalam aspek psikomotorik dengan berlandaskan jiwa seorang teknik dalam menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Randhy, salah satu Mahasiswa FTMD mengatakan bahwa sebelumnya sudah ada dua proyek yang sudah dilakukan FTMD bersama SITH-R, diantaranya pembuatan konstruksi jembatan dari kertas yang mampu menopang beban seberat mungkin namun dengan massa jembatan seringan mungkin. Proyek lainnnya adalah pembuatan pelindung telur yang mampu menahan telur tidak pecah ketika dijatuhkan pada ketinggian 2 meter. Dan proyek ketiga ini adalah proyek pembuatan kursi yang sekaligus menjadi penilaian dalam ujian tengah semester kali ini.
"Proyek pengaryaan ini merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan oleh FTMD bersama SITH-R didalam mata kuliah Rekayasa Desain" tutur Aditianto Ramelan selaku Dosen PRD sekaligus Kepala Prodi Teknik Material.
Walaupun kegiatan ini baru pertama kali dilakukan, namun kegiatan ini terbilang berhasil. Antusiasme dan semangat mahasiswa membuat proyek ini berhasil diselesaikan dan diujikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Pada proyek kursi ini, mahasiswa diberikan 2 buah kardus yang disediakan oleh Departemen FTMD, selanjutnya mahasiswa diberikan kebebasan untuk membuat kursi yang sesuai dengan ide mereka, namun harus memenuhi spesifikasi tertentu, diantaranya dimensi tempat duduk tidak lebih kecil dari 50 x 50 cm2, setiap komponen bisa lepas pasang dengan tidak menambah bahan luar selain dari bahan kardus, serta mampu menopang berat 80kg.
Sebanyak ratusan kursi yang di pamerkan dan diuji cobakan pada hari itu terbilang cukup berhasil. Kursi yang dinilai yaitu melalui uji kelayakan yang mampu menahan beban 80 kg pada posisi duduk. Ide, kreativitas, dan imajinasi sangat dibutuhkan dalam pembuatan produk, seperti kursi ini. Walaupun tantangan ini diberikan kepada mahasiswa tahun pertama, yang merupakan tahap transisi dari siswa ke mahasiswa, namun sebagian besar dari mereka dapat membuktikan bahwa mereka siap untuk berkarya dan berinovasi dalam menciptakan hasil rekayasa yang bermanfaat seperti kursi ramah lingkungan ini.
Penerapan konsep ilmu sains fisika, matematika, dan desain teknik seperti penggunaan prinsip tumpuan, titik berat, mekanika, proyeksi orthogonal, digunakan oleh setiap mahasiswa tingkat pertama dalam pembuatan proyek ini. Tidak hanya ketiga ilmu pasti tersebut, ilmu estetika juga wajib dipertimbangkan untuk menciptakan hasil produk yang bernilai jual tinggi. Diakui oleh salah satu peserta, Intan (Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati - Rekayasa 2013) bahwa mata kuliah ini sangat memotivasi dan berguna sekali. Pasalnya, sedari dini mereka sudah dituntut untuk berkolaborasi dalam bekerja sama dan mengasah daya komunikasi, mengemukakan ide, menerapkan konsep sains, dan mengembangkan kreativitas untuk menjadi seorang mekanik yang harus mampu menyelesaikan permasalahan dan membawa negeri ini lebih maju. Sekuat apapun sistem kognitif tanpa adanya aspek psikomotorik melalui uji praktikum akan sama saja dengan nol. Untuk itu, keseimbangan otak kiri dalam hal berfikir dan berhitung dengan otak kanan dalam hal ide, komunikasi, dan kerjasama harus dijaga demi terciptanya keselarasan hidup untuk generasi muda yang berkualitas dan berintegritas tinggi.