Kopi Sore IMAG bersama Sascha Abendhort

Oleh prita

Editor prita

BANDUNG, itb.ac.id - Permasalahan lingkungan Bandung ternyata tidak hanya menjadi perhatian warga Bandung dan sekitarnya. Dua mahasiswa asal Ehrfurt, Jerman, yang tengah mengikuti program pertukaran pelajar ke ITB, memaparkan hasil penelitian mereka dalam kopi sore di amfiteater Labtek IX, Jumat (28/08/09) petang.
Sambil berbuka puasa, mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Arsitektur Gunadharma ITB, menyaksikan presentasi dari Sascha Abendhort, mahasiswa program doktor asal Ehrfurt, Jerman. Sascha memaparkan penelitiannya mengenai Urban Grenn di Bandung. Dalam pemaparannya, Sascha menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara kecil namun memiliki keanekaragaman species flora hingga 10 persen dari yang dimiliki dunia. Indonesia juga memiliki beragam spesies langka. Hal-hal tersebut lah yang membuat ia tertarik untuk membuat penelitian di Indonesia.

Lebih jauh, Sascha memfokuskan pada kota Bandung. Kota yang terkenal salah satunya dengan arsitektur kolonialnya ini, memiliki populasi kurang lebih sama seperti Berlin, bahkan cenderung lebih. Namun tidak seperti Berlin, Bandung hanya memiliki sedikit area hijau. Bandung juga memiliki masalah dengan kemacetan, semakin berkurangnya lahan hijau, dan padatnya pemukiman. Dari segi sosial, Kehilangan identitas lokal juga terjadi pada masyarakat kota Bandung. Masyarakat lebih tertarik pada budaya-budaya asing dan kebarat-baratan.

Permasalahan tersebut seharusnya dapat diatasi dengan perencanaan kota yang baik. Setiap kota di dunia seharusnya memiliki ciri masing-masing, misalnya pada taman-taman kota yang ada. Namun yang terjadi di Bandung maupun beberapa kota di dunia lainnya, tidak ada ciri khas yang muncul karena semuanya telah mengadaptasi budaya barat dan meninggalkan kearifan lokal. Hal tersebut ia namakan sebagai global unification.

Dalam risetnya sendiri, Sascha memfokuskan pada analisis flora dan vegetasi. Riset tersebut mencangkup reproduksi tanaman-tanaman potensial, desain berkelanjutan untuk Bandung, dan area keragaman. Data-data mengenai Bandung ia kumpulkan dengan cara pemetaan, analisis, studi literatur,dan perbandingan hasil. Dari riset ini, hasil yang diharapkan adalah perencanaan kota yang lebih baik bagi Bandung. Sascha sendiri juga merencanakan membuat sebuah guidelines bagi desain tanaman-tanaman ekologis.

Dengan adanya pemaparan riset dalam kopi sore ini, diharapkan dapat menggugah mahasiswa Arsitektur untuk menghasilkan desain ruang-ruang publik yang baik. Sascha merupakan figur seorang asing yang peduli dengan kondisi bangsa lain - suatu hal yang seharusnya menggugah masyarakat Bandung pada khususnya untuk berbuat hal serupa.

scan for download