KPM Tematik: Pembekalan Kuliah Perancangan Distribusi Air dan Sanitasi Desa
Oleh Fathir Ramadhan
Editor Fathir Ramadhan
KPMT akan berlangsung di dua desa: Desa Sukalaksana dan Desa Cihurip, Kabupaten Garut. Pada masa perkuliahan, masing-masing peserta menginap di desa selama dua minggu.Serangkaian proses telah dilakukan oleh LK, meliputi pendataan dosen pembimbing tema kuliah, survei lokasi dan perencanaan perkuliahan, pendaftaran peserta kuliah, hingga pembekalan umum dan khusus bagi peserta kuliah.
Pembekalan umum diselenggarakan pada Senin (06/06/11) dengan dihadiri seluruh peserta KPMT. Sedangkan pembekalan khusus diselenggarakan pada Rabu (08/06/11), Kamis (09/06/11), dan Selasa (14/06/11) dengan dihadiri oleh dosen pembimbing dan peserta kuliah masing-masing tema. Adapun bentuk perkuliahan ialah observasi lapangan, wawancara dengan penduduk setempat dan diskusi kelompok. Di lapangan, peserta kuliah melakukan identifikasi masalah hingga perumusan desain solusi.
Pembekalan tema Distribusi Air dan Sanitasi diselenggarakan pada Kamis (09/06/11) di ruang 9211 Gedung Kuliah Umum (GKU) Timur ITB. Dosen pembimbing tema, Asep Sofyan, menjelaskan tentang metode kerja yang dilakukan selama KPMT, instrumen/alat yang dibutuhkan, hasil yang diharapkan, serta nilai-nilai kearifan lokal yang dianut oleh masyarakat lokasi KPMT.
Metode dan Hasil Perkuliahan
Pada tema ini, peserta dibagi menjadi dua kelompok: kelompok pertama menangani sanitasi dan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS), sedangkan kelompok kedua menangani distribusi air bersih. Metode kerja sanitasi dan PHBS meliputi pembuatan peta hidrogeologi, pembuatan desain rumah sehat, desain septic tank ideal, serta desain daerah resapan yang baik. Metode kerja distribusi air bersih meliputi pengukuran kuantitas dan kualitas sungai dan sumber air aliran tertutup, pemetaan distribusi sumber air, pengukuran kebutuhan sumber air tambahan, pembuatan kuesioner untuk mengetahui willingness to pay warga desa terhadap instalasi sumber air, serta desain sumber air yang baru.
Hasil yang diharapkan berupa desain dengan analisis kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Selain disajikan dalam bentuk laporan, hasil ini juga akan dipresentasikan kepada penduduk desa menggunakan poster dan ilustrasi bergambar.
"Hasil perkuliahan ini harus bermanfaat tidak hanya bagi kita para akademisi. Utamanya, harus bermanfaat bagi penduduk desa," tutur Asep di sela-sela sesi pembekalan. Namun outcome kuliah hanya berupa desain, sedangkan pembangunan dan instalasi merupakan kewenangan Pemerintah Daerah (Pemda).
Asep juga berpesan agar mahasiswa menjaga tata krama dan sopan santun selama menginap di desa. "Ketika berinteraksi, jangan gunakan istilah akademis, gunakan bahasa yang sederhana," pesan dosen Program Studi Teknik Lingkungan ITB ini. Asep menambahkan agar mahasiswa mempelajari nilai-nilai lokal. Ia berpesan, "Jika penduduk desa biasa shalat berjamaah di masjid setiap magrib, mahasiswa yang Muslim, ikutlah shalat di masjid."
"Siapa tahu interaksi kecil seperti ini akan mempermudah mendapat informasi dari penduduk desa," tambahnya.