Kuliah Tamu Prodi Rekayasa Kehutanan Bahas Usaha Pengelolaan Hutan secara Profesional dan Terencana

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id – Program Studi Rekayasa Kehutanan, Sekolah Ilmu Teknologi Hayati Rekayasa (SITH-R) ITB menyelenggarakan kuliah tamu untuk mata kuliah BW3203 Ekonomi Sumberdaya Hutan pada Selasa (8/3/2022). Kuliah tamu ini mengusung judul “Usaha Pengelolaan Hutan Secara Profesional dan Terencana, Menuju Pemanfaatan Hutan Secara Optimal dan Berkelanjutan”. Materi kuliah tamu disampaikan oleh Dr. Risno Murti Candra, S.Hut.,M.Sc dari unit kerja Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen PHL KLHK).

Dr. Risno memulai pemaparan materinya dengan menjelaskan tentang perubahan paradigma pada kerangka pembangunan regulasi yang awalnya berorientasi bahwa kayu merupakan sumber utama yang dihasilkan pada hutan menjadi pengelolaan berbasis ekosistem yang dalam konfigurasinya seimbang antara kelola sosial, kelola lingkungan, dan kelola ekonomi.

Ia menerangkan tentang gambaran sejarah pengelolaan hutan dari mulai UU 5/1990 hingga UU 11/2020. “Terdapat 3 dekade dalam sejarah pengelolaan hutan, untuk decade pertama yaitu produksi kayu bulat satu izin untuk satu kegiatan usaha, decade kedua yaitu optimalisasi pemanfaatan hutan-multisilvikultur satu izin untuk satu kegiatan usaha, dan yang terakhir adalah multi usaha kehutanan satu PB untuk semua kegiatan usaha,” papar Dr. Risno.

Dr. Risno juga menjelaskan bahwa dalam konteks pengelolaan hutan lestari, terdapat 5 pilar pemanfaatan yang profesional untuk memperoleh optimalisasi sumber daya hutan. Pertama ada kepastian kawasan, lalu jaminan berusaha, kemudian peningkatan produktivitas, diversifikasi produk, dan terciptanya kebijakan daya saing dalam pasar internasional. Untuk mengoptimalkan sumber daya hutan maka terdapat perubahan paradigma pengusaha yang awalnya pelaku usaha mencari keuntungan sebesar-besarnya, menjadi konsep multiusaha di mana satu izin usaha dengan beberapa komoditas.

Terakhir, ia menerangkan bahwa multiusaha merupakan strategi utama dalam meningkatkan produktivitas kehutanan. Penerapan strategi yang akan diterapkan terkendala dengan informasi dan pemahaman yang belum seimbang. Dalam konteks peluang memberikan kemudahan kepada para pelaku pengusaha korporasi, perseorangan untuk bisa memanfaatkan hutan lebih optimal dengan diberikannya akses-akses permohonan yang berbasis digital.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)